Bandar Lampung (Lampost.co) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan. Stabilitas politik merupakan kunci terciptanya pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang damai dan berkualitas.
Kemudian ia mengingatkan, menjelang Pilkada Serentak 2024. Potensi munculnya konflik sosial-politik akibat perbedaan pilihan politik. Hal itu dapat menyebabkan perpecahan pada masyarakat.
“Ada risiko perpecahan yang panjang dan dalam setiap konflik politik. Dan risiko itu biasanya akan lebih terasakan oleh pengikut daripada pemimpin,” kata Bima, Minggu, 10 November 2024.
Baca Juga :
https://lampost.co/lamban-pilkada/politik-uang-rusak-demokrasi/
Selanjutnya Bima menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pelaksanaan pemilihan melalui dua aspek utama. Pertama, menyelenggarakan pemilihan yang lebih baik dengan menjunjung integritas, efisiensi, dan keadilan.
Lalu kedua, meningkatkan partisipasi politik dengan memastikan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Termasuk pemilih pemula dan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas.
“Masih banyak pemilih-pemilih yang tergolong pemilih marginal, pemilih rentan, disabilitas. Yang bagaimanapun juga mereka memiliki hak suara,” tegasnya.
Selanjutnya ia juga mengingatkan pentingnya netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aparatur desa. Mereka wajib menjaga sikap netral dan menghindari segala bentuk intervensi. Atau pengaruh politik yang dapat mencederai integritas birokrasi.
Kemudian khusus untuk aparatur desa, hal ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang telah tersempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2024, yang mengatur tindakan tegas terhadap pelanggaran.
Selanjutnya Bima turut menekankan perlunya kolaborasi antar pemangku kepentingan. Dalam menciptakan proses pemilihan yang adil dan berkualitas. Dengan kerja sama antara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), aparatur desa, dan pemerintah pusat. Harapannya pemilihan dapat berjalan lancar dan netralitas semua pihak terkait ikut terjaga.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan dan kebersamaan dalam perbedaan pilihan politik. Itu agar pelaksanaan pemilihan tetap kondusif. “Mari kita jaga agar tidak terjadi konflik yang membelah, yang memecah, yang sangat dalam dan panjang,” pungkas Bima.