Bandar Lampung (Lampost.co) — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lampung semakin meresahkan masyarakat.
Antrean panjang kendaraan, bahkan hingga berhari-hari, telah mengganggu aktivitas transportasi dan memperlambat laju perekonomian daerah.
Anggota DPRD Provinsi Lampung Fraksi Demokrat, Yozi Rizal, menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti persoalan ini dengan serius.
Baca Juga:
Masyarakat Keluhkan Sulitnya Mendapat Solar, Dorong Perketat Pengawasan
Ia menyebut, Fraksi Demokrat akan berkoordinasi dengan anggota Komisi IV DPRD Lampung untuk meminta penjelasan langsung dari pihak Pertamina terkait distribusi solar di daerah.
“Kita dorong agar ada pengawasan ke Pertamina. Kita akan tanya secara detail seperti apa BBM jenis solar di Lampung ini. Kenapa bisa menyebabkan antrean panjang hingga kelangkaan di banyak SPBU,” ujar Yozi Rizal, Senin, 22 September 2025.
Menurutnya, fenomena antrean kendaraan bukanlah cerminan tumbuhnya perekonomian, melainkan akibat ketersediaan solar yang terbatas.
“Mengularnya antrean ini justru memperlambat pertumbuhan ekonomi. Banyak kendaraan harus menunggu hingga seharian penuh, bahkan ada yang sampai dua hari,” tambahnya.
Ekonomi Masyarakat
Yozi menilai kondisi tersebut bisa berdampak luas, tidak hanya pada sektor transportasi, tetapi juga pada sektor ekonomi masyarakat.
“Ketersediaan solar yang menipis berimbas pada distribusi barang. Harga kebutuhan pokok bisa ikut naik karena distribusi sangat bergantung pada transportasi yang memakai BBM solar,” tegasnya.
Ia meminta pemerintah daerah bersama Pertamina segera meningkatkan kinerja distribusi agar kebutuhan biosolar bisa terpenuhi. Selain itu, Yozi juga menyebut DPRD tengah mempertimbangkan langkah konkret di lapangan.
“Kalau Satgas sejauh ini belum ada rencana pembentukan, tapi akan segera didiskusikan dalam rapat pimpinan. Fraksi Demokrat akan bergerak bersama fraksi lain untuk cek langsung ke lapangan. Mencari tahu apa penyebab utama kelangkaan ini,” pungkasnya.
