RAIHAN tujuh medali di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Bandar Lampung 2025 menjadi sinyal kuat regenerasi prestasi karate di tubuh Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari). Ajang olahraga empat tahunan ini membuktikan bahwa atlet-atlet muda Bandar Lampung siap melangkah ke level kompetisi yang lebih tinggi.
Kontingen Lemkari Kota Bandar Lampung mencatatkan prestasi membanggakan pada cabang olahraga karate Porkot Bandar Lampung 2025. Dari sembilan atlet yang turun, Lemkari berhasil mengamankan tujuh medali, terdiri atas dua emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Kejuaraan karate Porkot di GOR Mini PKOR Way Halim, Minggu, 28 Desember 2025, dan sebagai peserta atlet-atlet junior dari seluruh kecamatan di Kota Bandar Lampung.
Dua medali emas disumbangkan oleh Ratu Aulia Nur yang tampil dominan di nomor kumite +66 kg junior putri, serta Siti Rahmawati pada kelas kumite -66 kg junior putri. Keduanya tampil konsisten sejak babak awal hingga final.
Sementara itu, tiga medali perak diraih Fajar Aisy Muhibin (kumite -68 kg junior putra), Nadine Cahya Aulia (kumite -66 kg junior putri), dan Savano Hans Ezar (kumite +76 kg junior putra). Adapun dua medali perunggu dipersembahkan oleh Salma Putri Dewi (kumite -53 kg junior putri) dan Putri Aulia (kumite -66 kg junior putri).
Apresiasi
Ketua Umum Pengprov Lemkari Lampung, Kombes Pol Yandri Irsan, menyampaikan apresiasi atas capaian atlet-atlet Bandar Lampung. Menurutnya, raihan tersebut mencerminkan proses pembinaan yang berjalan konsisten.
“Prestasi ini patut dibanggakan. Atlet-atlet junior Lemkari menunjukkan semangat juang, teknik, dan mental bertanding yang terus berkembang,” ujarnya.
Ia menilai Porkot menjadi ajang penting untuk mengukur hasil pembinaan sekaligus mempersiapkan atlet menuju kejuaraan yang lebih tinggi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Porkot Bandar Lampung 2025 sendiri resmi dibuka di Lapangan Kalpataru, Kemiling, Rabu, 24 Desember 2025. Ajang olahraga empat tahunan ini melibatkan atlet putra dan putri dari seluruh kecamatan yang bertanding di 28 cabang olahraga.
Ruang Kompetisi
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menegaskan PORKOT memiliki peran strategis dalam pembangunan olahraga daerah. Selain menjadi ruang kompetisi, ajang ini juga menjadi wadah pembinaan atlet usia muda. “Porkot harus membangkitkan semangat berprestasi, sportivitas, dan kebersamaan. Dari sinilah fondasi atlet Bandar Lampung terbangun,” kata Eva Dwiana dalam sambutannya.
Menurutnya, pembinaan olahraga tidak hanya menekankan kekuatan fisik, tetapi juga pembentukan karakter atlet. Nilai kejujuran, disiplin, dan sportivitas menjadi bagian penting dari kompetisi.
Bunda Eva—sapaan akrabnya—juga menegaskan seluruh atlet yang bertanding wajib berasal dari Kota Bandar Lampung. Kebijakan ini bertujuan menjaga prinsip fair play serta memberi ruang seluas-luasnya bagi atlet lokal.
Bandar Lampung selama ini memang sebagai salah satu sentra atlet potensial di Provinsi Lampung. Sejumlah atletnya bahkan telah menembus level nasional hingga internasional. Karena itu, PORKOT dipandang sebagai jalur awal pencarian bibit unggul olahraga daerah.
Melalui ajang ini, Pemerintah Kota Bandar Lampung berharap lahir atlet-atlet muda yang berdaya saing tinggi dan mampu mengharumkan nama daerah di masa mendatang.








