Bandar Lampung (Lampost.co)— Guna mendukung sektor pertanian, dosen Univesitas Teknokrat Indonesia (UTI) kembali berinovasi, hingga meraih paten dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Sertifikat paten tersebut yang menyerahkan langsung oleh Kakanwil Kemenkumham Lampung, Sorta Delima Lumban Tobing.
Paten tersebut merupakan pengakuan atas kerja keras dan kreativitas dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UTI. Atas penemuan alat pengering bunga dan tanaman herbal menggunakan sistem kendali berbasis Arduino UNO.
Perpustakaan Terakreditasi A, Teknokrat Buktikan Mutu Layanan
Para inventor yang terlibat yaitu Dedi Darwis, S. Samsugi, Ahmad Ari Aldino, dan Nirwana Hendrastuty.
Mewakili para dosen, Dedi Darwis, menjelaskan selama ini pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari di anggap menjadi cara yang efekttif serta ekonomis.
Namun cuaca yang tidak menentu kerap menjadi tantangan bagi petani dalam proses pengeringan.
“Upaya pengeringan akhirnya menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama. Bahkan berisiko mengurangi mutu hasil pertanian,” kata Dedi, kemarin.
Hal tersebut mendorong timnya untuk membuat alat pengering bunga dan tanaman herbal yang canggih.
“Dengan alat ini, maka pengeringan bisa dilakukan secara lebih cepat karena bisa dilakukan kapan saja, tidak lagi bergantung pada panas matahari,” ujarnya. Pada kesempatan itu ia mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Teknokrat, Rektor, serta segenap jajaran yang terus mendukung peningkatan jumlah paten di Teknokrat.
Sumbangsih untuk Masyarakat
Centra HKI UTI Nirwana Hendrastuty mengapresiasi pencapaian dosen Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UTI atas penemuan alat pengering bunga dan tanaman herbal menggunakan sistem kendali berbasis Arduino UNO.
“Inovasi tersebut merupakan sumbangsih positif bagi masyarakat,” katanya.
Wakil Rektor Mahathir Muhammad mengatakan apresiasi tinggi terhadap pencapaian sertifikat paten ini.
“Itu membuktikan inovasi para dosen Teknokrat diakui dunia,” ujarnya.
Ia ingin sertifikat paten ini memicu semangat untuk terus melakukan inovasi yang ke depan bermanfaat untuk masyarakat. Menurut Mahathir, semua dosen harus berlomba-lomba untuk berinovasi dan melakukan riset.
“Penemuan alat yang memiliki paten semacam ini merupakan pembuktian atas kepedulian perguruan tinggi terhadap berbagai masalah di tengah masyarakat,” ujarnya.