Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang yang berlaku untuk wilayah Lampung pada 19–21 September 2025. Kondisi ini bertepatan dengan menurunnya kualitas ikan asin di Pulau Pasaran, Telukbetung Timur, Bandar Lampung.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Raden Intan Lampung, Rudi Hariyanto, menjelaskan bahwa saat ini Lampung tengah memasuki masa peralihan dari kemarau ke musim hujan atau pancaroba. Awal musim hujan diperkirakan mulai pertengahan Oktober, dengan puncak berlangsung antara Desember 2025 hingga Februari 2026.
“Untuk wilayah barat Lampung, hujan diperkirakan lebih cepat tiba, yakni pada Oktober hingga November 2025. Analisis atmosfer menunjukkan suhu muka laut menghangat dan kelembapan udara meningkat hingga 90 persen, sehingga potensi pembentukan awan hujan semakin besar,” ujarnya, Minggu 21 September 2025.
Peringatan BMKG ini menambah kekhawatiran para pengolah ikan asin di Pulau Pasaran. Beberapa hari terakhir, mereka sudah menghadapi penurunan kualitas akibat ikan gagal kering sempurna karena minim sinar matahari. Akibatnya, harga jual turun hingga 30 persen, dan konsumen pun mulai mengeluh.
Jika prakiraan hujan lebat hingga angin kencang benar terjadi, proses pengeringan ikan asin akan semakin sulit. Pasokan ikan juga berpotensi terganggu karena nelayan enggan melaut saat ombak tinggi. Situasi ini bisa menimbulkan rantai masalah, mulai dari kerugian produsen, penurunan harga di pasar, hingga berkurangnya kepercayaan konsumen.
Dengan kondisi cuaca yang tak menentu, para pelaku usaha ikan asin Pulau Pasaran dituntut mencari strategi adaptasi. Namun, hingga kini, pengeringan alami dengan sinar matahari masih menjadi andalan utama meski sangat bergantung pada cuaca.