Bandar Lampung (Lampost.co)– Guru harus memiliki kesiapan dan beradaptasi dalam menghadapi cepatnya perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Ahli Pers sekaligus Pemimpin Perusahaan Lampung Post, Iskandar Zulkarnain, mengatakan, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat memerlukan kesiapan dalam menghadapi perubahan khususnya menghadapi era 5.0 atau masyarakat.
Perkembangan zaman yang cepat membuat pola asuh dan belajar anak berbeda dengan generasi sebelumnya. Untuk itu kemampuan tenaga pendidik dalam beradaptasi dengan teknologi menjadi penting untuk dikuasai.
Sumsel Teacher Fest Momentum Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang Teknologi Informasi
“Hari ini kita tidak akan bicara masa lalu, karena masa lalu itu generasinya sudah lewat. Hari ini kita dihadapkan dengan anak-anak yang melek digital. Di mana anak umur baru 4 tahun sudah bisa mengekspresikan keadaan di lingkungannya,” kata Iskandar saat menjadi narasumber dalam acara Seminar dan Workshop IGTKI-PGRI Inspiring Teacher Provinsi Lampung 2024 yang diselenggarakn di GSG Unila pada Rabu, 19 Juni 2024.
Era socety 5.0 adalah konsep dari negara Jepang yang menggabungkan antara fokus manusia dan teknologi. Ia menyebut era ini lahir dari revolusi industri 4.0 untuk mengatasi degradasi peran manusia.
Revolusi industri yang terjadi di Prancis dan Inggris pada saat itu sudah mulai meninggalkan tenaga manusia dan beralih kepada uap.
Begitu juga dengan temuan listrik oleh Thomas Alfa Edisson t dengan cepat merubah perkembangan dunia.
“Kalau 1870-1980 kita bicara sudah era internet. Hari ini kita sudah bicara digitalisasi. Jadi situasi yang harus guru hadapi ini luar biasa, sehingga kita harus bisa beradaptasi,” ujarnya.
Perkembangan Zaman
Iskandar mengatakan, jika guru, sekolah, dan pendidikan tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka, bukan tidak mungkin akan mengalami ketertinggalan.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebab anak-anak sekarang menurutnya sudah mengenal teknologi. Banyak orang yang dapat dengan mudah mengakses layanan database dan menganalisis informasi dalam jumlah yang sangat besar yang terakumulasi di dunia maya.
“Sekolah yang berbasis digital pasti orang-orang akan berbondong-bondong memasukan anaknya ke sana. Karena apa hari ini juga orang tua harus mempersiapkan 10 sampai 20 tahun ke depan,” ungkapnya.