Bandar Lampung (Lampost.co)– Pergaulan anak-anak muda kini sangat ketergantungan internet. Hal itu ternampak pada generasi muda betah nongkrong berlama-lama di kafe seharian selama ada Wi-Fi dengan membeli makan/minum yang murah.
Sosiolog Universitas Lampung, Bartoven Vivit, mengatakan saat ini internet bukan hanya sekedar pendamping, tetapi sudah menjadi kebutuhan hidup utama.
“Banyak dari anak muda merasa “mati gaya” jika tidak bisa online. Terutama jika tidak ada kuota internet. Oleh karena itu, mereka sering mencari kafe yang menyediakan Wi-Fi gratis dengan kecepatan tinggi. Meskipun hanya memesan es teh untuk bisa mengakses internet,” kata Vivit, Jumat, 21 Juni 2024.
5 Rekomendasi Kafe Asyik untuk Nongkrong di Bandar Lampung
Ia menyebut situasi ketergantungan internet tersebut menciptakan problem bagi kedua belah pihak. Bagi kafe, menyediakan Wi-Fi gratis menarik banyak pengunjung, sehingga kafe menjadi ramai.
“Namun, di sisi lain, ada tantangan tersendiri ketika banyak pengunjung hanya memanfaatkan Wi-Fi tanpa memesan banyak makanan atau minuman,” ungkapnya.
Hal itu merupakan perubahan sosial budaya dari interaksi masyarakat yang kini lebih banyak melakukan secara digital dari pada langsung.
“Anak muda lebih sering berkomunikasi melalui media sosial atau bermain game online. Sehingga interaksi bergeser ke dunia maya menjadi netizen,” terangnya.
Ia menyebut selama kegiatan nongkrong anak muda tidak mengganggu ketertiban lingkungan dan masih mengenyam budaya ketimuran. Perubahan ini sebenarnya masih bisa diterima.
“Selama dilakukan dengan etika yang baik dan para pengunjung tidak mengganggu kenyamanan pemilik kafe dan tetap menghormati aturan yang ada, aktivitas nongkrong sambil Wi-Fi-an masih dianggap wajar,” pungkasnya.