Bandar Lampung (Lampost.co) — Meski program Koperasi Merah Putih (KMP) di Kota Bandar Lampung mulai menunjukkan kemajuan, pengembangannya masih menghadapi kendala pada permodalan dan sumber daya manusia (SDM) pengurus.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandar Lampung, Riana Apriana, mengatakan keterbatasan kemampuan pengurus koperasi menjadi hambatan utama dalam memperluas cakupan dan meningkatkan daya saing usaha.
“Kendala utama masih di SDM dan permodalan. Masih banyak pengurus yang perlu pembinaan agar mampu mengelola koperasi secara profesional dan transparan,” ujar Riana, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Sebagai langkah konkret, pada akhir tahun ini pemerintah kota akan menggelar pelatihan dan pendampingan langsung di tingkat kecamatan untuk memperkuat kemampuan pengurus dalam mengelola usaha, menyusun laporan keuangan, serta memahami prinsip dasar koperasi sehat.
Riana menegaskan bahwa koperasi yang dikelola dengan baik akan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat di tingkat kelurahan. Melalui koperasi, warga dapat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan, memperoleh pinjaman usaha, dan memasarkan produk lokal.
“Prinsipnya gotong royong. Koperasi Merah Putih ini kita dorong menjadi wadah ekonomi bersama di kelurahan. Jika koperasi tumbuh, ekonomi masyarakat di sekitarnya juga ikut berkembang,” pungkasnya.








