Jakarta (Lampost.co)— Belakangan ini, media sosial ramai dengan tren mengubah foto menjadi gambar bergaya animasi menggunakan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Tren ini tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga menunjukkan seberapa cepat dan canggih AI berkembang dalam hal kreativitas visual. Bahkan, beberapa pengguna menggunakan layanan chatbot berbasis AI seperti ChatGPT untuk menghasilkan gaya visual unik dari potret pribadi mereka.
Namun di balik keseruan dan inovasi teknologi tersebut, para pakar keamanan siber mengingatkan pengguna untuk waspada. Salah satunya adalah Kaspersky, perusahaan keamanan siber global, yang menyoroti potensi risiko serius terhadap keamanan data pribadi pengguna yang ikut dalam tren ini.
Baca juga: Kelebihan Asus ROG Phone 9 Pro, Ponsel Gaming Dua Layar dengan Fitur AI
Data Foto Informasi Sensitif
Menurut Kaspersky, foto potret pengguna mengandung informasi pribadi yang sensitif. Mulai dari ciri-ciri wajah, ekspresi, hingga potensi data biometrik. Jika jatuh ke tangan yang salah, informasi ini dapat digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyamar sebagai identitas korban, terutama di media sosial.
“Foto, terutama potret, adalah data sensitif, karena menyediakan sejumlah informasi tentang pengguna yang dapat menggunakan oleh penjahat dunia maya. Misalnya untuk menyamar sebagai mereka di media sosial,” ujar Kaspersky.
Meski hanya bermodalkan foto tidak cukup untuk menjalankan skema penipuan kompleks. Kombinasi antara foto dan informasi lain seperti data keuangan. Identitas, atau rekam jejak digital dapat meningkatkan risiko terjadinya kejahatan seperti phishing atau spear phishing.
Kaspersky juga mengungkap bahwa akun pengguna AI telah menjadi target incaran di dark web. Ada banyak unggahan yang menawarkan akun layanan AI curian—yang kemungkinan berisi riwayat percakapan pribadi. Termasuk informasi sensitif mengenai keuangan, kesehatan, dan masalah pribadi lainnya.
Hal ini bisa terjadi jika kredensial pengguna dicuri melalui serangan phishing, perangkat tidak terlindungi dengan baik. Mengakses layanan AI dari sumber tidak resmi atau proksi tidak aman
Tips Keamanan Menggunakan Layanan AI
Kaspersky menyarankan agar pengguna menggabungkan praktik keamanan digital standar dengan kewaspadaan dan akal sehat. Berikut beberapa langkah sederhana namun penting. Selalu lindungi akun AI Anda dengan kombinasi kata sandi yang kompleks, dan jangan gunakan kata sandi yang sama dengan akun lain.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA). Ini adalah lapisan keamanan tambahan yang dapat mencegah akses tidak sah meskipun kata sandi diketahui peretas.
Gunakan Solusi Keamanan Lengkap. Instal antivirus dan pengelola kata sandi untuk melindungi perangkat serta semua akun digital Anda.
Pilih Layanan yang Terpercaya. Hindari menggunakan situs atau aplikasi AI tidak resmi. Selalu pastikan layanan berasal dari perusahaan yang sudah mapan dan memiliki kebijakan privasi yang jelas.
Jangan Bahas Hal Pribadi dengan Chatbot. Perlakukan chatbot seperti orang asing di internet. Jangan pernah membagikan informasi pribadi, dokumen, atau cerita pribadi, terutama yang menyangkut orang lain.
Waspadai Phishing & Malware. Banyak situs AI palsu bermunculan yang bertujuan mencuri informasi atau menyebarkan virus. Pastikan Anda hanya mengakses situs resmi dan aman.
Gunakan AI Lokal untuk Data Sensitif
Pengguna yang lebih paham teknologi bisa memilih model AI lokal (offline) di perangkat mereka sendiri untuk menjaga privasi.
Mengikuti tren AI untuk mengubah foto menjadi animasi memang menyenangkan dan menarik. Tapi di balik teknologi canggih, selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber. Penting bagi kita untuk tidak terlena oleh keasyikan teknologi dan tetap menjaga keamanan data pribadi.
Dengan kombinasi kesadaran, edukasi digital, dan perlindungan perangkat yang tepat, masyarakat bisa tetap menikmati kemajuan AI tanpa harus mengorbankan privasi dan keamanan.
Kalau kamu butuh versi ini dibuat sebagai naskah video berita, podcast, atau konten infografis untuk media sosial, tinggal bilang aja!