Bandar Lampung (Lampost.co) — Pekan Olahraga Kota atau Porkot Bandar Lampung 2025 resmi bergulir. Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana membuka langsung ajang tersebut.
Poin Penting:
-
Porkot Bandar Lampung 2025 mempertandingkan 28 cabang olahraga.
-
Fokus pembinaan atlet muda dan sportivitas.
-
Bandar Lampung sebagai pusat pembinaan atlet di Lampung.
Pembukaan Porkot Bandar Lampung 2025 berlangsung di Lapangan Kalpataru, Kemiling, Rabu, 24 Desember 2025. Kegiatan ini menjadi agenda 4 tahunan olahraga tahunan tingkat kecamatan.
Porkot Bandar Lampung 2025 melibatkan atlet putra dan putri dari seluruh kecamatan. Mereka akan bertanding di 28 cabang olahraga. Oleh karena itu, Porkot menjadi ruang kompetisi sekaligus pembinaan atlet usia muda.
Baca juga: KONI Bandar Lampung Masa Bakti 2025—2029 Fokuskan Pembinaan Berkelanjutan
Wali Kota Eva Dwiana menegaskan pentingnya Porkot bagi pembangunan olahraga daerah. Menurutnya, event ini mendorong minat masyarakat terhadap olahraga prestasi.
“Pekan olahraga ini harus membangkitkan semangat berprestasi, kebersamaan, dan sportivitas,” ujar Eva Dwiana dalam sambutannya.
Selain itu, Eva menilai Porkot berperan strategis sebagai fondasi pembinaan atlet. Atlet pemula mendapat ruang mengasah kemampuan sejak dini.
Karena itu, ajang ini bukan sekadar pertandingan. Namun, Porkot menjadi sarana membentuk karakter atlet yang tangguh dan kompetitif.
Bentuk Mental Atlet
Eva Dwiana juga menambahkan Porkot mengajarkan nilai sportivitas, kejujuran, dan keterbukaan. Nilai tersebut penting bagi pembentukan mental atlet.
Selain kekuatan fisik, atlet diuji ketepatan teknik dan kecepatan bermain. Dengan demikian, kemampuan teknis atlet dapat terukur. “Olahraga membentuk jiwa dan raga yang sehat, sekaligus karakter sportif,” kata Eva.
Bunda Eva, sapaan akrab Eva Dwiana, menyebut Porkot menjadi sarana evaluasi pembinaan olahraga. Pemerintah daerah dapat menilai hasil pembinaan atlet muda.
Bandar Lampung selama ini terkenal sebagai sentra atlet potensial Lampung. Banyak atlet kota ini berkiprah di level regional dan nasional.
Bahkan, beberapa atlet Bandar Lampung menembus ajang internasional. Oleh sebab itu, Porkot menjadi jalur awal pencarian bibit unggul.
Eva Dwiana juga menegaskan prinsip kejujuran dalam pelaksanaan Porkot. Atlet yang bertanding wajib berasal dari Bandar Lampung.
Kebijakan tersebut bertujuan menjaga fair play dan keadilan kompetisi. Selain itu, kebijakan tersebut meningkatkan motivasi atlet lokal. “Atlet yang tampil harus benar-benar warga Bandar Lampung,” kata Eva.
Meski demikian, Eva menekankan Porkot bukan ajang seleksi langsung menuju event besar. Namun, ajang tersebut membangun fondasi pembinaan jangka panjang.
Pemerintah Kota Bandar Lampung berharap Porkot 2025 berjalan lancar dan berkualitas. Selain itu, seluruh atlet diminta menjunjung sportivitas.
Harapannya Porkot Bandar Lampung 2025 melahirkan atlet berdaya saing tinggi. Dengan begitu, prestasi olahraga daerah terus meningkat.








