Bandar Lampung (Lampost.co)— Program Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Mengajar kembali terlaksana di SMPN 4 Bandar Lampung, Senin, 7 Oktober 2024.
Kepala Kanwil Beacukai Sumbagsar, Estty Purwadiani Hidayatie, mengatakan sejak peluncuran pada 2016, program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa dari berbagai jenjang. Termasuk SD, SMP, SMA, serta Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN)
Ia mengklaim kegiatan ini melibatkan 889 siswa di Bandar Lampung yang akan mendapatkan pengetahuan. Terkait peran Kementerian Keuangan dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kegiatan ini lanjutnya, di ikuti oleh 51 Relawan Pengajar, 13 Wild Card, 10 Relawan Dokumentator dan empat Relawan Fasilitator. Hal ini merupakan pegawai aktif Kementerian Keuangan, SMV dan BLU di lingkungan Kementerian Keuangan dan juga Mahasiswa Aktif PKN STAN.
Estty menyebut beberapa materi yang ia sampaikan meliputi pentingnya APBN dalam pembiayaan pembangunan fasilitas umum. Juga proyek strategis nasional dan pengenalan profesi di Kemenkeu.
“Serta kami juga menebar cerita inspiratif untuk memotivasi siswa dalam belajar,” katanya saat pemaparan materi kepada siswa SMPN 4 Bandar Lampung, Senin, 7 Oktober 2024.
Estty menekankan pentingnya program ini dalam meningkatkan literasi keuangan sejak dini. Khususnya di kalangan pelajar.
“Dengan memahami APBN, anak-anak tidak hanya belajar tentang angka, tetapi juga tentang bagaimana keuangan negara berpengaruh pada kehidupan sehari-hari mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandar Lampung, Eka Afriana, menyambut positif kegiatan Kemenkeu Mengajar.
“Saya berharap Kemenkeu Mengajar dapat terus diakses oleh seluruh sekolah di Bandar Lampung, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak siswa,” ungkapnya.
Ia berharap kehadiran Kemenkeu yang langsung terjun mengajar ke sekolah. Memperlihatkan komitmen untuk meningkatkan pemahaman literasi keuangan di kalangan pelajar.
“Harapan kami, Kemenkeu Mengajar tidak hanya memberikan wawasan bagi siswa. Tetapi juga menjadi sarana bagi relawan dan pengajar untuk berbagi ilmu dan pengalaman,” pungkasnya.