Bandar Lampung (Lampost.co)— Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana mengeklaim pihaknya sudah berupaya untuk mengentaskan banjir yang terjadi di wilayah Kota Tapis Berseri.
“Kami melakukan yang pertama, kami dari kejadian sampai jam 4 pagi keliling memantau kejadian banjir di Bandar Lampung dan itu tidak semuanya terjadi di Bandar Lampung ada beberapa kecamatan yang terjadi,” kata Eva menanggapi aksi puluhan warga terdampak banjir berdemo di halaman Pemkot Bandar Lampung, Jumat, 8 Maret 2024.
Ia menyebut berbagai bantuan seperti pemberian logistik makan, pembagian beras, dan kucuran dana pemerintah untuk bangunan warga yang rusak telah diberikan oleh Pemkot Bandar Lampung.
Baca Juga: Wali Kota Bakal Kumpulkan Warga Terdampak Banjir
“Kita hari ini akan memberikan bantuan sebanyak 126 KK (kartu keluarga) yang terdiri dari Way Halim, Kedaton, Labuhan Ratu. Jadi pemerintah dan semua pamong camat, lurah semua turun ke lapangan kita memperbaiki bersama,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya tidak duduk diam untuk mengatasi persoalan banjir yang terus menghatui Bandar Lampung.
“Kami nggak diam tapi kami bergerak bagaimana caranya di Bandar Lampung ini yang terdampak banjir tidak ada banjir lagi,” terangnya.
Eva juga menyampaikan pihaknya kini tengah menghubungi Balai Sungai untuk bekerja sama mengatasi persoalan banjir.
“Kami sedang menghubungi balai juga, karena ini bukan tugas pemerintah saja tapi balai hrus bisa bergabung dengan kita,” pungkasnya.
Aspirasi Warga
Puluhan warga yang terdampak banjir melakukan aksi demo di halaman Pemkot Bandar Lampung, Jumat, 8 Maret 2024.
Puluhan warga menuntut Pemkot Bandar Lampung segera mencarikan solusi atas bencana banjir setiap kali hujan turun.
Koordinator aksi, Masrol, menyampaikan pihaknya turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi dan keluh kesah masyarakat yang terdampak banjir.
“Kami meminta agar Wali Kota Bandar Lampung agar kiranya sungguh-sungguh memperhatikan masyarakat Bandar Lampung yang terkena banjir. Kami juga meminta Wali Kota untuk mengevaluasi kembali pendirian bangunan yang berada di sekitar sungai, serta gorong-gorong yang menyebabkan banjir,” ujar Masrol.
Ia juga menjelaskan, bangunan yang berdiri di badan berakibat pada pengecilan sungai dan pendangkalan sungai yang tidak berfungsi secara maksimal.
“Kita meminta pula kepada Wali Kota menghentikan pembangunan yang tidak berdampak pada masyarakat Bandar Lampung. Seperti pembangunan-pembangunan jembatan penyebrangan dari Pemkot menuju masjid Al-Furqon yang sama sekali tidak berdampak pada masyarakat,” katanya.
Ia meminta agar Pemkot Bandar Lampung dapat memahami masalah aliran sungai, seperti penyempitan dan pendangkalan di Bandar Lampung.
“Seperti garis sepadan sungai, sungai perkotaan dan tidak membiarkan pembangunan yang tidak teratur dikota Bandar lampung ini,” jelasnya.