Bandar Lampung (Lampost.co)— Aksi kejahatan siber semakin variatif dan mengancam keamanan data. Termasuk lingkungan kampus. Kepala UPT TIK Unila Mardiana mengatakan pihaknya memperkuat kemampuan sivitas akademika untuk mendeteksi dan menangkal kejahatan siber.
“Sivitas akademika harus paham pentingnya keamanan siber di perguruan tinggi,” kata Mardiana saat workshop keamanan siber di Hotel Emersia, Senin, 21 Oktober 2024. Sebanyak 85 peserta mengikuti kegiatan bertema Strategi Pencegahan dan Penanganan Konten Negatif di Perguruan Tinggi tersebut.
Dalam sambutannya, Rektor Unila Lusmeilia Afriani mengatakan bahwa perkembangan teknologi membawa manfaat sekaligus tantangan. Pernah menjadi korban peretasan, Unila bertekad memperkuat keamanan siber, dengan menetapkan langkah strategis.
“Keamanan siber adalah kebutuhan mendesak. Virtual class kami pernah menjadi sasaran peretasan, sekitar dua minggu lalu,” ujarnya.
Karena itu, Unila menginisiasi pembentukan Computer Security Incident Response Team. Tim khusus tersebut untuk mendeteksi dan merespon insiden siber. Ke depannya, Unila akan mengembangkan tim dalam skema antarkampus di Lampung.
Kemudian, Rektor menyebutkan salah satu kejahatan siber yang marak adalah judi online. Menurutnya, Kemenristek Dikti juga telah memberikan peringatan keras kepada seluruh sivitas akademika untuk menjauhi judi online.
“Semoga kegiatan ini bisa melindungi kampus dari kejahatan siber. Demi terwujudnya lingkungan aman dengan kolaborasi bersama pihak internal dan eksternal,” kata Lusmeilia.
Para peserta kegiatam berasal dari berbagai latar antara lain dosen, pengelola website dan jurnal, serta asosiasi pendidikan. Selain pemaparan materi, peserta juga menggelar praktik pencegahan konten negatif.