Bandar Lampung (Lampost.co) — Universitas Bandar Lampung (UBL) bersama Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) memulai Kick Off Program SDGs Phase II melalui diskusi publik bertema “Mewujudkan Kota dan Permukiman Berkelanjutan melalui Pendekatan
Partisipatif: Implementasi Program SDGs SSTC Phase II” di Aula GSG Pascasarjana UBL, Kamis, 23 Januari 2025.
Direktur SDGs Center UBL, Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir mengungkapkan, pembangunan masiv yang terjadi saat ini menimbulkan berbagai permasalahan. Hal itu karena pembangunan tanpa perencanaan yang baik dan jangka pendek.
Salah satu dampaknya adalah permasalahan banjir yang baru terjadi di Bandar Lampung. Peristiwa itu karena pembangunan tidak menggunakan konsep berkelanjutan.
“Melalui program ini kami bersama-sama berkomitmen untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan tersebut khususnya dalam membangun kota dan pemukiman yang inklusif aman, tangguh, dan berkelanjutan di Provinsi Lampung,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan, Kamis, 23 Januari 2025.
Dalam program SDGs SSTC Phase II itu, pihaknya mencoba melakukan pengembangan model pemukiman hijau dan peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan dasar. Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan penguatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan lingkungan khususnya di permukiman masing-masing.
Program itu dengan kolaborasi pentahelix yang melibatkan berbagai pihak. Kolaborasi multipihak itu sangat penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung.
“Kami berharap kemitraan ini akan terus berlanjut, dari pentahelix ini dapat semakin memperkuat komitmen kita dalam mewujudkan pembangunan pemerintahan di Provinsi Lampung,” kata Fritz.
Basis Keilmuan
Sementara itu, Rektor UBL Prof Yusuf Barusman menyampaikan, melalui penerapan program itu UBL akan memberikan konsep pembangunan yang basisnya keilmuan. Salah satunya yang penting adalah terkait komitemn kita semua terkait SDGs atau pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, sebagian masyarakat dan pemangku kebijakan belum memiliki kesadaran yang cukup terkait pentingnya pembangunan berkelanjutan. Sehingga menurutnya penting untuk meningkatkan kapasitas terhadap aparatur pemerintah hingga masyarakat khususnya yang tinggal di pemukiman kumuh.
“Ke depan kami harapkan ada modeling yang bisa kita terapkan di Lampung yang saat ini belum begitu tumbuh dan padat,” ujarnya.