Bandar Lampung (Lampost.co) – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung mencatat realisasi penyerapan jagung kering sebesar 19 ribu ton hingga pertengahan 2025. Angka ini baru mencapai sekitar 24 persen dari total target penyerapan sebesar 78 ribu ton untuk tahun ini.
“Hingga akhir 2025, Bulog Lampung ditugaskan menyerap 78 ribu ton jagung. Saat ini, penyerapan sudah mencapai kurang lebih 19 ribu ton atau sekitar 24 persen,” ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo, Minggu (1/6/2025).
Ia menjelaskan, panen jagung oleh petani mulai berlangsung di sejumlah wilayah seperti Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Lampung Utara. Namun, puncak panen diperkirakan akan terjadi pada Juni hingga Juli mendatang.
Bulog hanya akan menyerap jagung kering yang memenuhi standar mutu, yakni dengan kadar air maksimal 14 persen dan kadar aflatoksin maksimal 50 ppb. Harga pembelian ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram.
“Kami minta petani atau kelompok tani melakukan pengeringan lebih dahulu. Seluruh cabang Bulog sudah kami instruksikan untuk menyosialisasikan hal ini,” jelas Nurman.
Untuk mendukung pengeringan, Bulog telah menunjuk mitra pengering di sejumlah wilayah, termasuk Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah. Petani dapat memilih mitra pengering yang ingin diajak kerja sama.
“Jika petani punya fasilitas sendiri untuk pengeringan, itu juga bisa digunakan. Asalkan hasil akhirnya memenuhi syarat kualitas,” tambahnya.
Setelah proses pengeringan, Bulog akan menjemput langsung jagung dari lokasi pengeringan. Jagung yang telah diserap akan disimpan di gudang-gudang Bulog.
“Saat ini, sebagian besar gudang Bulog sudah penuh beras. Karena itu, kami berencana menambah 10 hingga 20 unit gudang sewa khusus untuk jagung,” ujarnya.
Pentingnya Edukasi
Nurman juga menyampaikan pentingnya edukasi kepada petani melalui penyuluh pertanian agar mereka memahami spesifikasi jagung yang bisa diserap Bulog.
“Kalau di lapangan masih banyak jagung basah, kami akan sosialisasikan ke kelompok tani dan dorong mereka bekerja sama dengan mitra pengering. Setelah kadar air sesuai, baru kami jemput. Jangan sampai sudah sampai gudang, malah ditolak,” pungkasnya.