Bandar Lampung (Lampost.co)–Bupati Way Kanan Raden Adipati berhasil selesaikan program-program strategis yang menjadi prioritas. Salah satunya adalah penerbangan Bandara Gatot Subroto, Way Kanan yang kembali dibuka dengan tujuan penerbangan ke Halim, Jakarta.
“Jadi ini sejarahnya panjang yang memperjuangkan bukan saya sendiri. Dari tahun 15 Mei 2006 zaman Pak Patanuri, ada kerjasama dengan daerah Sumatera Selatan,” kata dia dalam Podcast Bung Is Menyapa, Minggu, 9 Februari 2025.
Kemudian 28 Maret 2019, ada MoU antara TNI AD, Kemenhub, Pemkab untuk pemanfaatan Bandara tersebut dan dilanjutkan pada 6 April 2019 Menteri Perhubungan bersama Kasad, Gubernur Lampung, dan dirinya resmikan Bandara tersebut.
Baca Juga: Bandara Raden Inten Dukung Penerbangan Ke Bandar Udara Gatot Subroto
“Tapi sayang sekali tak berselang lama ada Covid jadi terhenti. Tapi alhamdulillah kembali buka lagi, penopangnya ada kabupaten OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Waykanan, dan Lampung Barat,” jelas dia.
Adapun pada 5 Februari 2025 Citylink terbang kembali pada hari Rabu dan Minggu. Ini merupakan langkah konkrit untuk kepentingan dua Provinsi dan 5 kabupaten.
“Tantangan paling besar untuk penerbangan ini banyak,misalnya memastikan para kepala daerah untuk mengajak dan yakinkan banyak pihak angkatan Darat, kemenhub,” jelasnya.
Adapun yang terbesar yakni meyakinkan maskapai cukup sulit karena yang bisa landing hanya tipe ATR, sedangkan unit sedikit. “Maskapai butuh kepastian penumpang, ini agak sulit, tapi akhirnya mereka yakin. Sementara kita subsidi dengan batas penumpang,” katanya.
Penerbangan Perintis
Menggandeng maskapai cukup sulit sebab bicara untung-rugi. Maskapai butuh kepastian penumpang. “Ini penerbangan perintis, mereka gak mau rugi. Akhirnya untuk meyakinkan mereka subsidi dari sejumlah daerah Rp5 miliar per tahun untuk keseluruhan,” katanya.
Menurut dari layanan transportasi tersebut, masyarakat sangat senang sekali, karena memang Waykanan merupakan daerah dengan transportasi yang sangat susah.
“Tidak ada tol, Bandara jauh, apalagi masyarakat Sumsel mereka senang sekali. Masyarakat sangat antusias, penumpang umum bukan penumpang dinas. Tapi memang tantangan kedepan bagaimana kita promosikan kepada masyarakat,” katanya.
Dari 5 kabupaten, lanjutnya, per bulan akan ada evaluasi jika rute tersebut bagus bisa ada penambahan penerbangan.
“Soal dampak akan terlihat BPS merilis semua pertumbuhan ekonomi. Mungkin tidak spesifik, tapi saya pastikan akan mendongkrak perekonomian daerah. Ini akan menambah bisnis baru seperti travel, UMKM, wisata. Spesifik belum di survey. Terhadap pariwisata sangat berpengaruh,” katanya.
Dalam waktu dekat pihaknya juga akan panggil pengusaha di Waykanan untuk bisa ambil peran.
“Bandara belum jadi saja, ada pabrik mau berdiri. Apalagi kalau sudah masif, nah pengusaha akan saya kumpulkan agar mendukung. Salah satu penumpang inikan kebanyakan ASN, anggota dewan. Ini sangat bagus sekali jadi rutin,” kata dia.
Program Gerbang Rajawali
Tak hanya itu,dalam akhir kepemimpinannya dirinya juga mencoba kembangkan salah satu program gerbang rajawali. Dimana program ini akan kedepankan sejumlah penanganan seperti bencana, perekonomian, konektivitas.
“Upaya saya bagaimana progam ini untuk bisa berjalan, misal setiap kabupaten punya keunggulan masing-masing misal pertanian dan perkebunan. Nah apa yang kita butuhkan di suatu daerah tapi tidak ada di daerah lain, ini bisa dijadikan kerja sama,” katanya.
Adapun sejumlah program strategis miliknya yang menjadi keberhasilan seperti pembanguna RS ZA Pagar Alam. Sebelumnya sarana prasarana saja jauh. Namun saat ini dokter spesialis saat ini lengkap.
“Saat ini sudah ada cuci darah, transfusi, fasilitas lain kemudian operasi mata dan kerjasama dengan RS di Jakarta,” katanya.
“Untuk bandara ini adalah titipan Bupati sebelumnya, Alhamdulillah selesai. Selain itu kami mendirikan unila di Way Kanan. Ini bagi saya adalah bukan keberhasilan saya, sebenernya ini keberhasilan OPD, dan saya sebagai managernya. Dukungan masyarakat juga berpengaruh,” katanya.
Menurutnya, semua program yang telah ia jalankan adalah pondasi untuk Bupati yang akan datang.
“Saya ingin menyampaikan bahwa di dalam suatu pemerintahan kita ada program jangka panjang. Itu harusnya menjadi patokan kembangkan itu, program panjang itu harusnya dituangkan dari RPJP yang sudah dibuat,” tutupnya.