Bandar Lampung (Lampost.co) — Pejabat (Pj.) Bupati Tanggamus, Mulyadi Irsan berbagi cerita mengenai pengalamannya selama 1,2 tahun menjadi orang nomor satu di Bumi Jejama. Hal tersebut tersampaikan dalam Program Bung Is Menyapa di Studio Lampung Post, Jumat, 24 Januari 2025.
Sementara itu, Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah Provinsi Lampung dengan potensi besar dalam sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Namun, tantangan seperti bencana alam, pengelolaan infrastruktur, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat memerlukan perhatian khusus.
Pj Bupati Mulyadi Irsan hadir dengan pendekatan kepemimpinan yang humanis untuk mendorong pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat. Kemudian ia juga memiliki semangat membangun daerah dengan pendekatan hati nurani.
“Amanah sebagai Pj. Bupati menjadi jembatan untuk transisi Bupati definitif hasil pilkada. Bekerja dengan hati melihat apa yang sedang terjadi dan mempunyai rasa memiliki dan menyayangi,” kata Aisten II Pemerintah Provinsi Lampung ini.
Kemudian ia mengatakan, Tanggamus baginya merupakan ruang menuju surga dan tangga menuju emas. Kabupaten Tanggamus merupakan ruang yang memiliki paket lengkap. Karena memiliki daratan, pegunungan dan lautan. Oleh sebab itu perlu memiliki strategi dan inovasi dalam rangka pembangunan serta mengakselerasikan program presiden dan gubernur.
“Sebelum melakukan pekerjaan, kita perlu melihat data dan fakta. Tanggamus kaya sumber daya alam, tapi ekonominya belum maksimal. Pemimpin kedepan harus memiliki program yang selaras dengan Pak Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal. Visi-misi untuk mensejahterakan masyarakat wajib terlaksanakan,” katanya.
Sinergitas Program Presiden
Selanjutnya sebagai pejabat, ia memiliki program Gerakan Membangun Pesisir Tanggamus (GEMPITA). Program tersebut memiliki fokus pada pemberdayaan masyarakat, pengembangan potensi lokal, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Kemudian ia mengatakan, Kabupaten Tanggamus bisa mendukung program asta cita Prabowo – Gibran.
“Kita juga bersinergi dengan program Prabowo – Gibran. Dalam program makan bergizi gratis. Tanggamus punya sumberdaya yang melimpah. Punya ketahanan pangan beras dan jagung, serta ikan budidaya dan ikan tangkap,” katanya.
Kemudian Mulyadi mengatakan, program makan bergizi gratis langsung terasakan oleh masyarakat. Program ini akan menjadi multiplier effect, selain untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Ekonomi kerakyatan juga bisa bergerak, seperti beras para petani bisa laku terjual, ikan para nelayan bisa terjual dan sebagainya.
“Apalagi pendidikan dan kesehatan menjadi penting. Bahkan untuk mencetak SDM unggul mulai dari dalam kandungan. Pendidikan dasar dan menengah kita berkolaborasi.
Lalu bidang kesehatan, Tanggamus punya RSUD Batin Mangunang. Saat itu akreditasinya masih dasar, kemudian bersama Pemerintah Provinsi Lampung, RSUD Abdul Moeloek, Dinas Kesehatan dan pihak terkait melakukan kajian sehingga akreditasinya menjadi paripurna. Kemudian Tanggamus memiliki Puskesmas yang 60-70% sudah paripurna.
“Kita sejalan dengan pemerintah pusat mendukung transformasi kesehatan. RSUD Batin Mangunang menuju rumah sakit mandiri dan berkarakter. Rencananya untuk RS Pengembangan Paru,” katanya.
Kemudian Mulyadi mengatakan pada tahun 2024, Kabupaten Tanggamus meraih dua penghargaan. Pertama, kategori kinerja penurunan stunting dan penghargaan untuk kategori kinerja percepatan belanja daerah. Untuk dua kategori tersebut, mendapat insentif dari pemerintah pusat.
Lalu terkait mitigasi bencana, pihaknya senantiasa mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem alam. Ia mengatakan, bila ekosistem rusak, maka sudah barang pasti akan terjadi bencana alam. Kemudian mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan menjaga alam. “Alhamdulillah Tanggamus sudah minim terjadi banjir. Kemudian kita juga berusaha untuk meminimalisir konflik antara manusia dan hewan buas, semua pihak terlibat untuk mengantisipasi hal ini,” katanya.
Pesan dan Kesan
Selanjutnya ia menyampaikan pesan dan kesan selama menjabat Pj. Bupati Tanggamus. Ia mengatakan sudah mencintai dan menyayangi Tanggamus, tetapi karena sesuai pengabdian tugasnya sudah selesai maka akan kembali menjadi aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Provinsi Lampung.
“Tanggamus sebagai ruang untuk memadupadankan program gubernur dan presiden. Pariwisata, ketahanan pangan dan tambang bisa termaksimalkan untuk peningkatan ekonomi,” katanya.
Kemudian untuk sinergitas kedepan, ia mendorong agar hilirisasi tidak hanya parsial tetapi berdampak kepada masyarakat. Apalagi Lampung ini merupakan lumbung pangan. Banyak perusahan besar yang seharusnya bisa meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Lampung.
“Hilirisasi ini harus secara masif. Visi-misi presiden dan gubernur harus melibatkan masyarakat,” katannya.
Lalu ia juga berpesan kepada masyarakat Tanggamus untuk terus berpartisipasi aktif dalam program pembangunan. Baik itu program bupati, gubernur dan presiden. Sudah menjadi kewajiban bahwa masyarakat harus guyub dan bersama-sama membangun Tanggamus. Sehingga ada semangat kebersamaan, sepemikiran dan sehati memiliki Tanggamus.
Terlebih, masyarakat Tanggamus memegang betul pandangan hidup piil pesenggiri. Seperti bejuluk buadek (gelar kehormatan), nemui nyimah (ramah tamah dalam menyambut tamu). Kemudian, nengah nyappur (mudah berbaur dalam masyarakat), dan sakai sambayan (tolong menolong dan bergotong royong).
“Selain guyup, perlu juga membangun kemandirian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada pesan moral dari ibu saya dan ibu-ibu jaman dulu. Ibu saya kalau pagi mau masak, ia marut kelapa terlebih dahulu, lalu meras santannya, lalu minyak kelapanya untuk masak. Selain itu, ibu saya senang menanam cabai, pelihara ikan dan ayam. Jadi hasilnya bisa untuk konsumsi kebutuhan keluarga sehari-hari. Tapi sekarang paradigmanya bergeser, ibu-ibu saat ini bangun tidur langsung pegang smartphone dan tergantung pada belanja diluar. Artinya, kemandirian ini penting. Agar kita tidak ketergantungan dengan pihak luar atau belanja diluar,” katanya.