Bandar Lampung (Lampost.co) — Denis Bakti Darmawan merupakan salah satu pegawai di sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negera (BUMN) di Lampung. Di samping perkerjaan utamanya sebagai karyawan pelat merah, ia juga memiliki usaha sampingan dengan menjadi petani hidroponik. Usahanya itu ia beri nama Kebun Langit Group.
Pria 31 tahun itu menceritakan, ide bertani hidroponik itu mulai tercetus pada 2020. Tepat saat pandemi Covid-19 melanda, terjadi pembatasan semua aktivitas di luar rumah. Akibatnya, ia terpaksa harus bekerja dari rumah (WFH).
“Pada masa-masa itu bingung ngisi waktu luang. Akhirnya saya lihat internet dan tertarik sama konten bertani hidroponik karena sepertinya simpel. Akhirnya saya ujikan di rumah, dan ternyata seiring waktu penasaran saya semakin jauh sampai akhirnya bisa hasilkan produk,” kata Denis saat menjadi bintang tamu dalam acara takshow di Garden Fest Ngabuburit Ramadan Lampung Post, Kamis, 28 Maret 2024.
Untuk modal awal, tak banyak yang ia keluarkan. Kala itu, Denis hanya bermodalkan uang di bawah Rp1 juta dengan 32 lubang tanam yang ia isi bermacam-macam jenis tanaman. Dari modal itu, kini sudah hampir 10 ribu lubang tanam ia miliki dengan varian tanaman unggulan seperti pakcoy dan selada.
Hasil produksinya itu ia jajakan ke berbagai segmentasi pasar mulai dari restoran, swalayan, restoran, hingga warung sayur di Bandar Lampung dan sekitarnya. “Alhamdulillah sekarang omset sudah sampai dua digit, dengan masa panen setiap satu bulan dari mulai semai sampai panen,” kata dia.
Selama menjalani usaha itu, konsistensi, disiplin, dan tidak mudah berputus asa dengan kegagalan adalah kunci utama. “Setelah itu siap, baru kita beranikan diri untuk pasang instalasi, riset, balajar, sampai ilmu kita banyak,” kata dia.
Sejak empat tahun berdiri, Kebun Langit Group kini sudah bermitra kepada kelompok tani di berbagai wilayah seperti Branti, Pesarawan, dan Adiluwih. Para petani mitra itu turut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pasar serta pendapat pendampingan penanaman.
“Standarnya yang pasti kita terapkan yang pasti sayur itu harus bagus, teksturnya bagus, tidak baulting (batang keras), dan segar,” kata dia.
Dalam merawat dan menjaga kualitas tanamannya, ia harus memastikan kelembaban udara. Untuk itu setiap tanaman di kebunnya harus mendapat asupan sinar matahari yang cukup.
Bebas Bahan Kimia
Selain itu, agar tetap sehat dikonsumsi, Denis tidak menggunakan pestisida ataupun pupuk kimia pada tanamannya. Untuk mengatasi tanamannya dari serangan hama, ia membuat sendiri pestisidanya dari bahan kulit bawang merah.
“Kenapa tanaman hidroponik itu lebih sehat? karena kita tidak gunakan pestisida, tanaman yang rusak langsung kita cabut, dan kita bikin sendiri pestisida alami dari kulit bawang merah,” kata dia.
Menjadi petani hidroponik baginya adalah sebuah fashion. Selain mendapat keuntungan dari hasil bertani, menanam hidroponik juga bisa menjadi self healing ketika letih dari aktivitas pekerjaan sehari-hari.
Untuk itu, ia juga turut memotivasi anak-anak muda agar tidak lagi gengsi menjadi seorang petani. Dengan berbagai kemudahan dan teknologi yang kini bisa dinikmati, menjadi seorang petani bisa memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat.
“Untuk anak muda, jangan gengsi jadi petani, dengan bertani kita bisa berikan kebutuhan pangan harian untuk masyarakat,” kata dia.