Pesawaran (Lampost.co)–Sebanyak 14 siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pesona Pulau Tegal mengikuti uji kesetaraan paket C di SMPN 25 Pesawaran, Sabtu, 18 Mei 2024. Ujian secara daring tersebut berlangsung serentak se-Indonesia. Soal ujian dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ujian berlangsung pada pukul 07.30–11.05 WIB dengan mengujikan materi literasi dan numerasi. Peserta uji kesetaraan, Suherni, mengaku bersyukur dapat mengikuti test tersebut. “Saya ingin menyelesaikan paket C ini supaya bisa lanjut kuliah,” kata penerima Program Indonesia Pintar (PIP) itu.
Dara berusia 20 tahun itu berharap bisa mengenyam pendidikan tinggi agar bisa mewujudkan cita-cita menjadi guru SD. “Saya sangat bersyukur karena bisa sekolah secara gratis,” ujarnya.
Peserta lainnya, Saepi, mengaku tidak menemui kesulitan dalam mengerjakan soal. Menurut dia, salah satu soal literasi yang diujikan adalah pemahaman kalimat. “Tadi ada soal cara membuat nasi goreng yang benar dan gizi yang terkandung di dalamnya. Soal tidak sulit tapi kita harus fokus karena mesti memahami dulu pertanyaannya,” ujarnya.
Peserta Tertua
Peserta tertua yang berusia 23 tahun itu berasal dari Pokjar Ponpes Assalafiah 2 Srengsem, Panjang, Bandar Lampung. Saepi menjelaskan materi literasi dan numerasi masing-masing berjumlah 36 soal. Seperti Suherni, Saepi juga mengaku sangat berharap bisa mengenyam pendidikan tinggi.
“Kemarin nganterin saudara wisuda di UIN. Melihat kampus dan suasana di sana, timbul semangat untuk kuliah. Semoga saya bisa lanjut kuliah setelah lulus Paket C ini, amin,” ujarnya.
Saepi mengaku bercita-cita berkuliah Jurusan Pendidikan Agama Islam untuk mengembangkan ponpes dan memotivasi santri agar giat belajar demi masa depan yang gemilang. “Saya ingin mengajar di pondok pesantren,” kata dia.
Guru pengawas uji kesetaraan paket C, Tri Septiana, mengatakan uji kesetaraan paket C tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Pada tahun lalu pelaksanaan uji selama dua hari dengan materi yang lebih banyak yakni meliputi mata pelajaran.
“Sementara tahun ini hanya satu hari, dan cuma numerasi serta literasi. Tidak ada maple,” kata dia. Menurut dia, uji kesetaraan tersebut bertujuan untuk pemetaan kemampuan peserta didik dan standarisasi.
“Uji kesetaraan paket C ini bukan untuk menentukan kelulusan siswa. Yang menentukan siswa yang bersangkutan bisa lulus atau tidak adalah lembaga pendidikannya,” kata dia.
Ia juga mengeklaim ujian berlangsung lancar. Seluruh siswa mampu mengoperasikan laptop yang menampilkan soal dengan baik. “Mereka semua bisa mengerjakan soal karena sebelumnya sudah simulasi. Kemudian, mereka juga sudah mengikuti pelajaran TIK sehingga tidak ada kendala dalam pengoperasian laptop dan ujian berjalan lancar,” kata dia.