Bandar Lampung (Lampost.co) — Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung menyatakan kesiapan penuh dalam menghadapi peningkatan mobilitas masyarakat pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 atau Nataru.
Seluruh sarana, prasarana, hingga sumber daya manusia telah disiapkan untuk menjamin kelancaran dan keselamatan perjalanan.
Kepala Dishub Provinsi Lampung, Bambang Sumbogo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait. Koordinasi ini guna mengantisipasi potensi kepadatan arus lalu lintas, khususnya di jalur-jalur strategis.
Menurut Bambang, sejumlah titik buffer zone telah dipersiapkan sebagai langkah pengendalian arus kendaraan. Lokasi tersebut antara lain Rest Area KM 20B, KM 33B, KM 49B, KM 67B, KM 87B, buffer zone Gayam, hingga Rumah Makan Gunung Jati.
Area ini akan difungsikan sebagai tempat penundaan kendaraan saat terjadi kepadatan. Sekaligus lokasi pemeriksaan tiket, manifes, dan proses check-in. Serta kantong parkir untuk mengurai antrean menuju Pelabuhan Bakauheni.
Ia menambahkan, penyeberangan Merak–Bakauheni tetap menjadi jalur utama pelayanan. Sementara itu, lintasan alternatif seperti BBJ M. Pilu–Bojonegoro, PT Wika Beton Ciwandan–Panjang, dan Krakatau Bandar Samudra hanya akan dioperasikan jika kondisi darurat menuntut pengalihan arus.
Selain pengaturan arus, Dishub juga menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat terkait verifikasi tiket dan informasi cuaca. Serta kebijakan transportasi selama masa libur panjang.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan pengguna jasa transportasi.
Sebagai upaya antisipasi, Dishub Lampung menyiagakan berbagai posko, mulai dari posko alat berat, posko titik rawan kemacetan, hingga posko penanganan banjir dan longsor.
Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 43 titik rawan longsor, 23 titik rawan macet, dan 14 titik rawan banjir. Serta 21 titik rawan kecelakaan yang menjadi perhatian khusus selama periode Nataru.
Kesiapan Dermaga
Di sektor penyeberangan, kesiapan dermaga turut ditingkatkan. Lintasan Merak–Bakauheni kini dilengkapi dua dermaga yang melayani kapal ekspres sejak 1 Desember 2025.
Sejumlah armada kapal juga disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, di antaranya KMP Virgo 18, KMP Athaya, KMP SMS Sagita, KMP Kirana 9, KMP Elisia, KMP Trimas Kanaya, KMP Windu Karsa Pratama, KMP Safira Nusantara, KMP Khalisa, dan KMP Erina.
Tak hanya itu, pemeriksaan keselamatan atau ramp check (RAM cek) juga dilakukan pada seluruh moda transportasi, termasuk kereta api.
Verifikasi telah dilaksanakan di Stasiun Tanjungkarang bersama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Sumbagsel, mencakup KA Rajabasa, KA Kuala Sambas, serta dua lokomotif CC 201.
Pemeriksaan lanjutan dilakukan di sejumlah stasiun lain di wilayah Lampung dan Sumatera Selatan.
Terminal Rajabasa
Untuk angkutan darat, Terminal Rajabasa menjadi salah satu fokus pengawasan. Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, tercatat 1.097 unit bus telah menjalani RAM cek.
Dari jumlah tersebut, 307 bus dinyatakan laik jalan, sementara 446 bus dinyatakan laik jalan dengan catatan perbaikan. Sehingga memerlukan pengawasan ketat selama periode libur.
Bambang juga memaparkan bahwa tren jumlah penumpang angkutan Nataru terus meningkat setiap tahun. Pada periode 2023–2024 tercatat 726.062 penumpang, meningkat menjadi 839.685 penumpang pada periode 2024–2025 atau naik sekitar 15,65 persen.
Untuk Nataru 2025–2026, Dishub Lampung memprediksi kembali terjadi kenaikan sekitar 4 persen.
Ia menegaskan, seluruh langkah tersebut merupakan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melakukan perjalanan.
“Kami memprioritaskan keselamatan dan kelancaran arus transportasi. Semua sektor terus kami pantau dan koordinasikan agar masyarakat dapat menikmati perjalanan libur Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman,” pungkasnya.








