Bandar Lampung (Lampost.co) — Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menjaga produksi sektor pertanian ketika memasuki musim kemarau.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian DKPTPH Lampung, Tubagus M. Rifki menjelaskan, pihaknya akan menggunakan strategi pompanisasi, irigasi perpompaan, dan irigasi pipanisasi untuk mengantisipasi kelangkaan air bagi kegiatan pertanian di musim kemarau.
“Kegiatan ini akan disebar ke kabupaten/kota untuk memenuhi kekurangan air saat kemarau,” ujarnya, Kamis, 4 Juli 2024.
Baca Juga:
Sejumlah Mitigasi Pertanian Perlu Digalakkan Jelang Musim Kemarau
Strategi ini mampu mengatur dinamika air pada lahan sawah, terutama sawah tadah hujan.
Provinsi Lampung menerima bantuan pompanisasi dari Kementerian Pertanian dengan alokasi pompa sebanyak 696 unit yang tersebar di 15 kabupaten/kota.
Pompanisasi agar sawah tadah hujan yang berdekatan dengan air permukaan dapat termanfaatkan secara praktis dan cepat. “Sehingga mencukupi kebutuhan air,” jelasnya.
Selain memperbanyak kuantitas pompa air, DKPTPH Lampung juga menganggarkan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) sebanyak tiga unit dalam APBD 2024 yang saat ini masih dalam tahap verifikasi lapang.
Skema Pergiliran
Tubagus menjelaskan, pada beberapa daerah, kondisi irigasi terkini terpantau masih mencukupi kegiatan pertanaman, khususnya komoditas padi.
Namun ada juga sejumlah wilayah yang harus menggunakan skema pergiliran pada musim tanam II atau tanam gadu. Hal ini karena ketersediaan air yang tidak mampu mencukupi kebutuhan tanam jika penanaman secara serentak.
Pada beberapa daerah juga masih harus menerapkan skema pergiliran gadu, serta sebagian saluran tersier juga dalam kondisi rusak berat sehingga perlu rehabilitasi.
“Antisipasi lainnya juga adalah menanam varietas padi tahan kering dan umur genjah,” ujarnya.