Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah daerah perlu memasifkan edukasi penyelamatan diri sebagai bentuk mitigasi terhadap risiko megathrust.
Guru Besar Teknik Geofisika Universitas Lampung, Prof. Sarkowi mengatakan edukasi tersebut sangat penting mengingat besarnya potensi dampak megathrust yang berisiko menyebabkan tsunami.
“Masyarakat harus tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Sehingga Pemda dan masyarakat perlu bersama-sama menyiapkan jalur evakuasi,” ujarnya, Selasa, 17 September 2024.
Baca Juga:
Kepastian Gempa Megathrust Tak Bisa Diprediksi
Zona evakuasi juga harus siap sedini mungkin sesuai dengan kriteria standar keamanan yang berlaku. Seperti daerah yang memiliki ketinggian aman dan cukup lapang.
“Jika terjadi gempa bumi besar yang berpotensi tsunami, masyarakat harus segera menyelamatkan diri. Lari ke tempat yang lebih tinggi, paling aman 20–30 meter di atas permukaan laut untuk evakuasi,” kata dia.
Menurutnya, zona megathrust yang paling dekat dengan Provinsi Lampung adalah zona megathrust Selat Sunda. Potensi skala momen gempa di zona tersebut bahkan mencapai 8,7 Magnitudo yang berpotensi berdampak di wilayah Pesisir Barat Lampung, Pesisir Selatan Lampung, dan Pesisir Barat Banten.
“Megathrust yang paling dekat dengan Lampung dan punya potensi gempa cukup besar yaitu zona megathrust Selat Sunda,” ujarnya.
Sarkowi menjelaskan zona megathrust Selat Sunda telah sangat lama tidak menunjukkan aktivitas gempa. Sehingga hal ini menjadikan risiko bencana semakin besar, seiring besarnya energi yang akan terlepas bila terjadi pertemuan antar lempeng bumi.
“Biasanya kalau energinya terlalu besar, akan dilepaskan dalam bentuk gempa bumi,” ungkapnya.