Bandar Lampung (Lampost.co) — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung menyayangkan adanya peristiwa penganiayaan yang menimpa dua dokter internship di Puskesmas Pajarbulan, Lampung Barat, Sabtu, 22 etua IDI Lampung sangat menyayangkan peristiwa itu terjadi. Banyak hal yang perlu dievaluasi, tidak hanya dari sisi masyarakat atau pasiennya tapi dari sisi dokternya juga akan dievaluasi,” kata Ketua IDI Lampung, dokter Josi Harnos, Rabu, 26 April 2023.
Josi mengatakan saat ini pihaknya tengah berfokus pada sebab-akibat terjadinya peristiwa penganiayaan tersebut. Untuk itu dalam waktu dekat Ia bersama beberapa anggota IDI Lampung akan bertemu kedua dokter yang menjadi korban, yakni dokter Carel Triwiyono dan dokter Putri.
“Yang pasti dengan adanya penganiayaan, itu sudah menjadi satu hal yang tidak pantas dilakukan. Kami juga akan langsung ke Lampung Barat dalam waktu dekat, kami akan bertemu dengan korban dan tokoh masyarakat untuk menggali informasi yang lebih luas,” ujar dia.
Korban Berada di Safe House
Mengenai bantuan hukum bagi korban, Josi mengatakan IDI Lampung sedang mempersiapkan dan mengawal kasus tersebut. Bahkan saat ini kedua korban telah berada di safe house atau rumah aman.
“Ketua IDI Cabang Lampung Barat, dokter Iman, beliau sudah melakukan reaksi cepat. Di awal kejadian langsung mengamankan dokter Carel, jam 08.00 WIB langsung mengevakuasi ke safe house atau rumah aman yang sudah ditentukan oleh dokter Iman,” ujar Josi.
Josi mengatakan alasan kedua korban ditempatkan di safe house karena adanya dugaan pengancaman yang dilakukan oleh keluarga pelaku. “Hal itu dilakukan karena dari beberapa laporan yang diterima, ada ancaman dari pihak pelaku dan juga keluarga pelaku yang merupakan pasien pada saat itu,” kata dia.
Pakai Pita Hitam
Lebih lanjut, Josi mengatakan PB IDI mengamanatkan seluruh anggotanya untuk mengenakan pita hitam pada lengan sebelah kiri. Amanat itu berlaku sejak Rabu, 26 April 2023 hingga satu bulan ke depan.
Menurut Josi, pita itu dipasang sebagai bentuk empati atas peristiwa penganiayaan terhadap dua dokter yang terjadi di Puskesmas Pajarbaru, Lampung Barat. “Perintah dari pusat bahwa sebagai bentuk empati terhadap dokter Carel dan dokter Putri, kami diamanatkan memakai pita hitam selama sebulan ke depan, atau sampai 26 Mei 2023,” kata dia, Rabu, 26 April 2023.
Josi mengatakan, pita hitam yang digunakan oleh anggota IDI bukan merupakan sebuah gaya, melainkan bentuk keprihatinan terhadap peristiwa yang terjadi. “Jadi tidak hanya berlaku bagi dokter atau tenaga kesehatan yang ada di Lampung, tapi di Indonesia. Karena itu merupakan amanat dari PB IDI,” kata dia.
Menurutnya, empati tersebut merupakan implementasi dari salah satu sumpah dokter. Dimana salah satu sumpah itu berisi cara menempatkan sesama profesi sebagai saudara kandung. “Artinya, satu sama lain kita memiliki ikatan yang sama, memiliki rasa yang sama untuk membuktikan itu dan menyatakannya kita bentuk dengan simbolisasi pita hitam,” kata dia.
Deni Zulniyadi