Bandar Lampung (Lampost.co) — Selat Sunda yang membatasi Pulau Jawa dan Sumatera termasuk ke dalam zona Megathrust. Wilayah itu menjadi zona wilayah kekosongan gempa besar atau seismic gap sejak ratusan tahun.
Menurut para ilmuan, seismic gap dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Kabid Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Harianto mengungkapkan, zona itu memang memiliki potensi karena sudah tidak terjadi gempa selama ratusan tahun. Meski begitu bukan berarti akan terjadi gempa dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Potensi Gempa Megathrust Harus Dipahami Seluruh Masyarakat
“Dikatakan ‘tinggal menunggu waktu’ disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua. Sementara Selat Sunda hingga saat ini belum terjadi,” ungkapnya, Selasa, 17 September 2024.
Ia mengatakan, mesti masyarakat bisa memahaminya, namun belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang akurat dalam memprediksi gempa. Sehingga tidak ada yang bisa mengetahui jelas tentang waktu dan kekuatan gempa yang akan terjadi.
Rudi menjelaskan, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini. Ia berharap masyarakat tidak memaknai informasi itu sebagai suatu hal yang akan terjadi dalam waktu dekat.
“Jadi masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai,” jelasnya.
Ia menambahkan, munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda karena gempa yang terjadi di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki, Jepang. Padahal menurutnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan zona megathrust di Indonesia.
Sejarah mencatat, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946, sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757. Artinya seismic gap selat sunda periodisitasnya jauh lebih lama dari pada dengan seismic gap Nankai.
“Melihat hal itu mestinya kita jauh lebih serius dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasinya,” harapnya.