Bandar Lampung (Lampost.co) – Komando Daerah Militer (Kodam) XXI/Raden Inten terus mempercepat konsolidasi organisasi guna memperkuat sistem pertahanan serta mendukung ketahanan pangan di Provinsi Lampung.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XXI/Raden Inten, Kolonel Inf Agung Budhi Purnomo, menyampaikan hal itu di ruang Command Center Diskominfo Lampung, Senin, 10 November 2025.
Kolonel Agung menjelaskan, Kodam XXI yang diresmikan Presiden pada 10 Agustus 2025 kini fokus membangun struktur organisasi dan administrasi. Meski baru berusia tiga bulan, pihaknya sudah mulai menjalankan sejumlah program prioritas.
“Kodam XXI ini masih sangat muda, seperti bayi yang baru lahir. Namun, meski proses pembentukan baru sekitar 30 persen, kami tidak bisa berjalan pelan. Kami harus segera berlari,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Kodam XXI tidak hanya berfokus pada aspek pertahanan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Pembentukan Kodam XXI merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk memperkuat pertahanan daerah sekaligus kemandirian pangan. Ini sejalan dengan Asta Cita Presiden yang menekankan pentingnya kemandirian pangan dan pemerataan kekuatan pertahanan di seluruh provinsi,” terang Kolonel Agung.
Sebelum memiliki komando sendiri, Lampung berada di bawah wilayah Kodam II/Sriwijaya. Dengan berdirinya Kodam XXI/Raden Inten, Lampung kini memegang peran strategis dalam menjaga stabilitas nasional dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah Sumatera bagian selatan.
Sebagai langkah konkret, Kodam XXI tengah menyiapkan pembangunan Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan di Lampung dan Bengkulu.
“Lahannya sudah disiapkan, bangunan sedang dalam proses, dan pasukan pun siap bertugas. Kami bergerak cepat agar satuan baru ini segera operasional,” kata Kolonel Agung.
Rekrutmen Lebih Intensif
Ia juga mengungkapkan bahwa rekrutmen prajurit TNI tahun ini lebih intensif untuk memenuhi kebutuhan personel di satuan baru tersebut. “Biasanya rekrutmen dua kali setahun, tetapi tahun ini tiga kali. Bahkan masa pendidikan yang biasanya enam bulan kini dipercepat menjadi tiga setengah bulan karena kebutuhan personel sangat mendesak,” jelasnya.
Kolonel Agung berharap masyarakat mendukung langkah TNI dalam memperkuat pertahanan dan ketahanan pangan nasional. “Kita tahu jumlah petani terus menurun, padahal ketahanan pangan adalah urat nadi negara. Kami ingin mendorong generasi muda untuk ikut berkontribusi, baik melalui TNI maupun sektor pertanian produktif. Dengan kerja sama yang baik, semua tantangan bisa kita atasi bersama,” pungkasnya.








