Liwa (Lampost.co)—Sebanyak 18 ekor gajah liar merusak belasan rumah warga di Talang Sindang, Dusun Sinarwaya, Pekon Roworejo, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Jumat (15/11/2024) dini hari.
Kejadian itu menimbulkan kerugian material yang cukup besar dan menyebabkan kepanikan di kalangan warga yang mayoritas tengah tidur lelap.
Anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi, yang juga pembina Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh dan Bandarnegeri Suoh, menjelaskan lokasi serangan kawanan gajah liar tersebut berada di perbatasan Kabupaten Lampung Barat dengan Kabupaten Tanggamus. Wilayah ini masih merupakan hutan lindung, tapi kini sudah menjadi permukiman padat penduduk.
“Lokasi serangan berada di area perbatasan dengan Kabupaten Tanggamus, yang dekat dengan perlintasan jalan provinsi. Walaupun statusnya hutan lindung, kawasan ini telah menjadi permukiman warga,” ujar Sugeng.
Selain merusak rumah, kawanan gajah juga merusak satu unit mobil milik Andi, warga setempat, yang terparkir di halaman rumahnya.
Sugeng menambahkan sedikitnya lima rumah warga rusak parah, sedangkan rumah lainnya rusak ringan. Sebagian besar rumah yang rusak terbuat dari bahan kayu, yang lebih mudah dihancurkan gajah-gajah tersebut.
“Saat kejadian, sebagian besar warga, terutama perempuan dan anak-anak, sedang tidur. Warga laki-laki dewasa sedang berkumpul untuk ronda dan berusaha menghalau kawanan gajah, namun tetap tidak berhasil,” ujarnya.
Kawanan gajah liar itu merusak bangunan rumah dan mengancam keselamatan warga. Begitu rumah-rumah hancur, warga langsung menyelamatkan diri keluar rumah dan bergabung dengan para warga yang sedang berjaga. “Kami telah mengimbau agar warga tetap waspada, karena kawanan gajah tersebut masih berada di sekitaran Talang Sindang,” kata Sugeng.
Menurutnya, sebelumnya warga sudah menerima peringatan bahwa kawanan gajah liar mendekati permukiman. Pada malam kejadian, warga telah diimbau untuk mengantisipasi jika keadaan darurat terjadi, sehingga mereka bisa segera mengungsi jika diperlukan.
Sugeng menduga kawanan gajah liar tersebut kemungkinan besar mencari makanan, mengingat di sekitar wilayah tersebut masih ada tanaman pisang dan kelapa yang menjadi sumber makanan gajah-gajah tersebut. “Kami meminta pihak kecamatan dan pekon untuk segera mendata korban dan melaporkan kejadian ini kepada pihak terkait,” ujarnya.
Pendataan Korban
Sementara itu, Camat Suoh, Dapet Jakson, mengatakan pihaknya bersama Polsek Bandarnegeri Suoh, Koramil 0422-07 Batubrak, Polhut TNBBS Resor Suoh, Mitra WCS, dan aparat Pekon Roworejo telah mendatangi lokasi dan mendata korban.
“Kami sudah melakukan upaya penghalauan bersama tim dari berbagai instansi. Kawanan gajah yang merusak rumah warga ini mulai memasuki Pekon Roworejo sejak Selasa (12/11/2024). Pada Kamis (14/11/2024), sekitar pukul 20.00, mereka mulai mendekati Talang Sindang,” ujarnya.
Pihaknya juga menjelaskan upaya blokade warga sebelumnya tidak berhasil mencegah kawanan gajah tersebut merusak rumah. Setelah merusak rumah warga, gajah-gajah itu melanjutkan aksinya dengan memakan stok gabah dan kebutuhan pangan warga yang ada di sekitar area hutan lindung Register 39 Kotaagung Utara. “Kami menduga mereka memasuki wilayah tersebut untuk mencari makanan,” ujar Jakson.
Akibat kejadian tersebut, 15 rumah warga mengalami kerusakan dan satu unit mobil milik Andi rusak parah dengan kaca belakang pecah. Selain itu, 23 karung gabah milik warga juga turut terdampak, dengan total kerugian yang diperkirakan mencapai Rp34,5 juta.
Adapun rumah warga yang rusak akibat serangan gajah itu, yaitu milik Damiri (56), Hafiz (27), dan Keri (60). Kemudian milik Yunus (40), Misral (50), Komar (30), dan Najamudin (62). Selanjutnya, milik Satino (48), Yahyuni(60), Sumiyati (61), Haris (50), Uber (46), Rimil (38), Andri (26), dan Andi (40).
Sementara itu, tim satgas yang terdiri dari jajaran Kecamatan Suoh, TNI, Polri, TNBBS, WCS, dan masyarakat setempat kini tengah melakukan penghalauan dan pemantauan terhadap kawanan gajah liar tersebut secara swadaya. “Kami bersama masyarakat juga bergotong royong memperbaiki rumah warga yang rusak,” kata Sugeng.
Upaya mitigasi konflik gajah liar terus dilakukan, termasuk penggiringan satwa gajah secara swadaya yang rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu (16/11/2024). Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan KPH Kotaagung Utara mengenai penggantian papan rumah yang rusak serta penggiringan satwa liar secara berkelanjutan.
Selanjutnya, pihak terkait segera menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Bupati Lampung Barat melalui Dinas Sosial untuk membantu para korban yang terdampak bencana ini. Harapannya dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai instansi, kejadian serupa bisa diantisipasi di masa mendatang.