Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memprediksi wilayah Lampung mulai memasuki musim kemarau. Periode kemarau itu sejak dasarian III bulan April hingga dasarian II bulan Juni.
Kemudian untuk mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang potensinya meningkat musim kemarau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung menyiapkan sejumlah langkah strategis.
Hal itu tersampaikan oleh Kepala BPBD Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto. Ia mengatakan, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ini sebagai upaya antisipasi bencana di musim kemarau.
“Kita sudah koordinasi dengan BNPB dan kerjasama dengan Sumatera Selatan. Ketika terjadi potensi kebakaran yang meluas kita akan meminta bantuan water bombing helicopter,” ujarnya, Rabu, 11 Juni 2025.
Selanjutnya pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran kepada BPBD kabupaten/kota. Ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan sebagai respons peringatan dini terhadap potensi bencana karhutla.
Kemudian BPBD kabupaten/kota perlu memantau perkembangan ancaman melalui sistem peringatan dini kekeringan dari BMKG. Dan melakukan analisis dan identifikasi potensi wilayah terdampak kekeringan.
“Selanjutnya melaksanakan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berkelanjutan. Ini untuk menjaga ketersediaan air pada akhir musim hujan, menjaga kapasitas danau, waduk, embung, kolam retensi dan fasilitas penyimpanan air buatan lainnya,” katanya.
Lalu Rudy menambahkan, peningkatan edukasi kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air bersih juga terlaksanakan. Termasuk menerapkan budidaya pertanian yang hemat air, menyiapkan logistik dan peralatan seperti tangki air bersih serta pompa air pada wilayah yang rawan.
Kemudian koordinasi aktif dengan pemangku kepentingan terkait dalam penyusunan kebijakan alternatif pemenuhan kebutuhan air masyarakat. Seperti pembangunan sumur bor dan pengaturan distribusi air terus terjaga.
Termasuk memantau perkembangan ancaman bencana melalui sistem peringatan dini dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta BMKG. Kemudian melakukan analisis identifikasi potensi wilayah terdampak kebakaranmusim.
“Memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran saat membuka atau membersihkan lahan dan melakukan pengecekan. Serta menyiapkan sarana dan prasarana pemadam kebakaran,” katanya.