Kalianda (Lampost.co) — Musim kemarau panjang, Petani di Kabupaten Lampung Selatan mengganti tanaman padi menjadi tanaman sayur-sayuran.
Dari solusi tersebut, petani raih penghasilan yang lumayan menguntungkan, sejumlah cara diantarnya di lahan persawahan yang kering, petani memanfaatkan sisa air sumur bor untuk sirami tanaman sayur.
Dampak dari musim kemarau panjang membuat lahan pesawahan dilanda kekeringan, tidak sedikit petani harus mengalami gagal panen pada tanaman padi dan jagung. Hal itu membuat sebagian petani harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Salah satunya yang dilakukan oleh Kartini (50) petani di Dusun Waringin, Desa Agom, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Ia memanfaatkan lahan sawahnya yang kering untuk ditanami sayur-sayuran, untuk penyiramannya, Kartini memanfaatkan air dari sumur bor menggunakan sibel miliknya.
“Sambil nunggu musim penghujan datang, saya tanami sayur-sayuran dulu, penghasilannya lumayan untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Penghasilan yang didapat oleh kartini dalam setiap harinya mencapai 50 hingga 60 ribu. Tanaman jenis kangkung, genjer, selada dan sawi di panen setiap hari sekali. Dari jumlah pendapatan tersebut tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dapur saja melainkan juga dapat membiayai anak sekolah.
“Kalau tidak ada penghasilan dari sayuran, biasanya kami menjual gabah padi dan dalam dua hari kami menjual satu karung gabah. Tapi sejak menanam sayuran kebutuhan keluarga bisa terbantu termasuk untuk biaya sekolah anak saya,” katanya.
Lidia (43) petani lainnya mengatakan, untuk pengolahan sayuran tidak terlalu sulit dan tidak memakan modal banyak, hanya saja membutuhkan perawatan tanaman sayur.
“Kendalanya saat ini hanya ulat saja untuk tanaman genjer, untuk perawatannya kita hanya membersihkan daun-daun yang sudah tua,” katanya.
Para petani mengaku, saat musim penghujan datang, sawah-sawah mereka akan kembali ditanami padi. Mereka memperkirakan Desember ini sudah memasuki musim tanam.
Atika Oktaria