• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 21/08/2025 13:54
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Lampung Lampung Selatan

Mengenal Tradisi Tarik Jaring Payang Nelayan Pesisir Lampung Selatan

Adi SunaryoAntaranewsbyAdi SunaryoandAntaranews
30/07/24 - 18:02
in Lampung Selatan
A A
Suanasa puluhan nelayan pesisir Rajabasa Lampung Selatan saat menarik jaring payang. (Antara/Riadi Gunawan)

Suanasa puluhan nelayan pesisir Rajabasa Lampung Selatan saat menarik jaring payang. (Antara/Riadi Gunawan)

Kalianda (Lampost.co): Kabupaten Lampung Selatan, memiliki ragam budaya, tradisi dan kekayaan alam yang melimpah. Salah satu tradisi yang masih lestari adalah tarik jaring payang, yakni  menangkap ikan secara bersama-sama  oleh para nelayan setempat.

Nelayan di Lampung Selatan untuk menangkap ikan sudah terbiasa dengan menggunakan cara tarik jaring payang. Cara tersebut menggambarkan kebersamaan masyarakat pesisir Lampung Selatan dalam menangkap ikan.

Baca juga: Gedung Eks Ramayana Kotabumi Jadi Milik Pemda, Akan Ada Ikon Baru di Lampung Utara

Tarik jaring payang merupakan tradisi menangkap ikan dengan menggunakan jaring panjang yang panjangnya mencapai ratusan meter. Kemudian para nelayan menariknya dengan perahu dari darat ke tengah laut.

Masyarakat pesisir Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, memiliki kebiasaan untuk memupuk kegotongroyongan tersebut. Tua muda bahu-membahu menarik jaring payang yang panjang. Sedangkan kaum wanita menjual hasil tangkapan ikannya.

Para nelayan sangat bersemangat untuk mencari ikan. Meski membutuhkan waktu antara 1-2 jam untuk menarik ikan ke daratan dalam kondisi cuaca terik.

Tarik jaring payang para nelayan lakukan dengan melepaskan jala ikan sekitar satu mil ke tengah lautan. Sementara salah satu ujung lainnya masih berada di darat.

Para nelayan menjatuhkan jaring di lautan dengan posisi melingkar membentuk huruf U sampai kedua ujung jala berada di daratan.

Kemudian, kedua ujung jala tersebut ditarik bersama-sama oleh para nelayan. Jumlah nelayan 8 hingga 20 orang tergantung berat dari jaring tersebut.

Tradisi Yang Kian Hilang

Namun, keberadaan tradisi menarik jaring payang di Kabupaten Lampung Selatan ini hampir punah. Hal itu karena banyak nelayan di wilayah sekitar lebih memilih mencari ikan di tengah laut dengan memanfaatkan cara tangkap yang lain.

Selain itu, tradisi ini juga terkendala dengan hadirnya penahan atau pemecah ombak (break water). Nelayan harus berhati-hati dalam menginjakkan kaki di bebatuan yang licin di atas pemecah ombak. Perahu juga mudah rusak karena sering membentur batu yang keras.

Penahan ombak tersebut telah pemerintah setempat bangun untuk mengantisipasi tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 2018. Tapi, belakangan fenomena tersebut tidak terdampak kepada masyarakat di wilayah Lampung dan sekitarnya.

Tsunami yang diakibatkan oleh pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan Gunung Anak Krakatau pada waktu itu. Sempat berdampak pada jatuhnya ratusan korban jiwa di Lampung Selatan, Pandeglang dan Serang, Banten.

Tapi, para nelayan kini mulai merasakan dampak kehadiran tembok penahan ombak di lokasi tarik jaring payang. Mereka tidak ada lagi tempat yang beralaskan pasir untuk menarik jaring payang.

Salah satu seorang nelayan Murtado di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, mengatakan keberadaan tradisi tarik jaring payang di desa itu sudah menjadi kebiasaan nelayan sejak ratusan tahun lalu.

Dia memastikan kegiatan tersebut akan terus terjaga sebagai bagian dari menjaga warisan nenek moyang. Karena tradisi ini dapat memperkuat kerukunan warga dan menjadi daya tarik wisata.

“Tarik jaring payang darat tradisional tidak hanya sekadar mencari dan mendatangkan rezeki. Tetapi juga mengandung tradisi kelautan masyarakat pesisir yang fenomenal dan mengagumkan,” ujarnya.

Kendati ​​​​​​begitu,  jumlah tangkapan mereka sempat menurun dibandingkan sebelum ada tembok penahan ombak. Sebelumnya, ikan tangkapan mereka bisa mencapai 500 kilogram per hari, tapi saat ini hanya puluhan ember, karena ruang gerak nelayan menjadi sangat terbatas.

Kawanan ikan juga tidak sebanyak dulu lagi karena habitat ikan di daerah tersebut sudah  terhalang oleh tembok penahan ombak sehingga ekosistem alam laut menjadi tidak seimbang.

Nelayan setempat membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah agar tradisi ini tetap bertahan, di antaranya dengan pelebaran lokasi tempat menarik jaring payang, peralatan tangkap ikan dan mesin perahu.

Menjaga Tradisi Lokal

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Selatan, Joner Putar Putar mengakui pentingnya tradisi jaring payang demi keberlanjutan masyarakat nelayan di sekitar pesisir, terutama di Desa Way Muli.

Ia pun menyetujui usulan adanya bantuan bagi para nelayan tersebut agar tetap bisa melakukan kegiatan menangkap ikan dan tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun tersebut tetap terjaga.

Para nelayan bisa membentuk paguyuban atau kelompok terlebih dulu serta mengurus legalitas hukum kepada notaris, yang nantinya dapat memudahkan pihak dinas perikanan terkait dalam penyaluran bantuan.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah melalui dinas, juga telah menyiapkan tim penyuluh lapangan untuk memberikan asistensi dan mempermudah penyaluran aspirasi, agar nelayan tidak kesulitan dalam mengurus pengajuan bantuan fasilitas tersebut.

Terkait usulan untuk relokasi, pemerintah daerah juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk pemindahan lokasi tebar jaring yang masih memiliki pantai berpasir, mengingat wilayah operasi nelayan sudah tidak kondusif untuk mencari ikan.

Dengan berbagai upaya, termasuk komunikasi yang terus terjalin antara pemerintah daerah dengan nelayan, tradisi tarik jaring payang diharapkan dapat terus terjalin dan tidak tergerus oleh waktu.

Pemerintah daerah menyadari, tindakan ini dilakukan tidak hanya semata-mata menyelamatkan tradisi para nelayan, tetapi juga mengamankan salah satu potensi pariwisata yang ada di Lampung Selatan.

Perpaduan antara kebudayaan, tradisi, dan kekayaan alam di wilayah Lampung Selatan tentu bisa menjadi nilai tambah. Yakni dapat mengundang para wisatawan berkunjung ke kawasan Lampung Selatan ini.

Perputaran roda ekonomi melalui penangkapan ikan serta pariwisata dengan semangat membangun keguyuban dan kegotongroyongan. Hal itu menjadi bagian kehidupan masyarakat pesisir Lampung Selatan. Mereka berharap akan mendapat ruang yang cukup agar tetap bisa melakukan tarik jaring payang, demi kelangsungan hidup yang lebih baik.  

Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.

Tags: berita lampung selatanJaring PayangNelayan LampungTradisi Nelayan LampungTradisi Tarik Jaring LampungTradisi Unik Lampung
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Pelepasan Paaskibraka

41 Paskibraka Resmi Tuntaskan Tugas, Bupati Egi Sebut Jadikan Bekal Menapak Masa Depan

bySri Agustina
18/08/2025

Kalianda (Lampost.co)--Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama secara resmi melepas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2025....

Aksi Heroik Raihan, Bocah SD Penyelamat Merah Putih Dapat Hadiah Istimewa dari Bupati Egi.

Aksi Heroik Raihan, Bocah SD Penyelamat Merah Putih Dapat Hadiah Istimewa dari Bupati Egi

bySri Agustina
17/08/2025

Kalianda (Lampost.co)--Suasana hening bercampur panik sempat menyelimuti upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di Lapangan Merpati, Desa Way Muli, Kecamatan...

SMA Unggulan

Lampung Selatan Siapkan Lahan 21 Hektare untuk SMA Unggul Garuda Berkonsep Asrama Penuh

byMustaan
15/08/2025

KALIANDA (Lampost.co) – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan terus mematangkan rencana pembangunan SMA Unggul Garuda yang berkonsep asrama penuh. Kamis (14/8/2025),...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.