Sukadana (Lampost.co)—Petani kelapa nira Lampung Timur kembali berkumpul pada kegiatan Farmer Field Day (FFD) atau Hari Temu Tani, Kamis (19/9/2024). Kegiatan atas prakarsa Widya Erti Indonesia (WEI) berkolaborasi dengan Unilever sebagai wujud nyata dari komitmen mendorong praktik pertanian kelapa nira yang berkelanjutan.
Berdasarkan keterangan WEI yang Antara terima di Lampung Timur, Sabtu (21/9/2024), acara ini mengusung tema Melalui Hari Temu Tani, mendorong praktik pertanian kelapa nira yang berkelanjutan melalui kolaborasi multipihak.
Hadir dalam pertemuan tersebut berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, perusahaan, dan komunitas petani. Mereka bersama-sama berkolaborasi untuk melihat langsung dampak dari program Sekolah Lapangan Kelapa Nira (SLKN) yang telah WEI jalankan sejak Oktober 2023.
Program itu bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kelapa nira melalui penerapan good agricultural practices (GAP) serta menciptakan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Widya Erti Indonesia bersama para mitra dalam mendukung petani kelapa nira di wilayah Lampung Timur. Pendekatan kolaboratif ini sangat penting dalam membangun pertanian yang berkelanjutan. Dan meningkatkan kesejahteraan petani Lampung Timur,” ujar Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Lampung Timur, Moch Jusuf.
Menurutnya, program pemberdayaan petani seperti ini sudah semestinya menaruh perhatian pada aspek kesejahteraan petani secara merata. Dengan begitu, petani dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi pertanian secara maksimal dan berkelanjutan.
Hasil Pertanian dan Produk Olahan
Berbagai hasil pertanian dan produk olahan tampil di stan pameran para petani Lampung Timur. Produk olahan seperti gula kelapa (jenis gula kapur, gula sulfit, dan gula semut), legen, madu klanceng, kedelai malika, tampil satu per satu. Para petani menceritakan bagaimana hasil produk tersebut mulai dari awal pembibitan hingga panen.
Perwakilan petani dan fasilitator lokal (disebut dokter kelapa) juga menceritakan bagaimana program yang selama ini telah mereka jalani memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas pertanian kelapa nira.
Sejalan dengan semangat peningkatan kesejahteraan petani yang berkelanjutan, untuk membuka ruang ekonomi alternatif yang potensial bagi masyarakat lokal, WEI mendorong penguatan kelembagaan, peningkatan peran perempuan, dan pengembangan produk lokal.
Dalam kegiatan itu, perwakilan petani mempresentasikan perkembangan yang mereka dapat selepas terlibat dalam SLKN. Kemudian memberikan gambaran yang akan ditempuh kelompok petani ke depan.
“Kami telah melihat perubahan nyata dalam praktik pertanian petani kelapa nira setelah terlibat proses ini. Terdapat sekitar 460-an petani yang lulus sekolah lapangan petani kelapa nira. Dan kami anggap layak masuk rantai pasok pangan berkelanjutan,” kata Billy Hasbi, program manager Widya Erti Indonesia.
Good Agricultural Practices
Menurut dia, melalui penerapan good agricultural practices secara konsisten, produksi kelapa nira tidak hanya meningkat. Akan tetapi, juga berkualitas dan lebih ramah lingkungan. Kondisi ini adalah langkah penting dalam mendukung pertanian yang adil dan berkelanjutan.
Dia mengatakan program SLKN memberikan dampak signifikan bagi para petani. Kegiatan Hari Temu Tani menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan.
Dalam kesempatan ini, para peserta termasuk perwakilan pemerintah daerah, perusahaan, komunitas petani, serta agen rantai pasok kelapa nira juga turut dalam diskusi. Diskusi membahas tantangan dan solusi untuk terus mendorong pertanian berkelanjutan di wilayah ini.
“Kolaborasi seperti ini sangat perlu untuk memastikan bahwa rantai pasok gula kelapa berjalan lancar dan berkelanjutan. Dengan dukungan pelatihan dan peningkatan kemampuan petani, kami optimistis kualitas produk kelapa nira dari Lampung Timur akan makin baik,” kata perwakilan PT Berkah Usaha Manis, Usman selaku perusahaan supplier gula kelapa.
Selain pelatihan, WEI juga merespons masalah hama kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) yang mengancam tanaman kelapa nira. Respons melalui inisiatif pemburu wawung, sebuah kegiatan preventif dan kuratif untuk pengendalian hama terpadu. Inisiatif ini berhasil membantu petani mengurangi >15 persen dampak serangan hama yang sebelumnya cukup meresahkan