Kotabumi (lampost.co)– Target tanam padi di Kabupaten Lampung Utara untuk periode Oktober 2024 – Maret 2025 pada musim tanam Gogo seluas 12.000 hektare (Ha). Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung Utara, Tomy Suciadi, menjelaskan bahwa meskipun masa tanam berakhir pada Maret 2025, sejumlah petani masih melakukan panen.
Karena periode Maret hingga April merupakan musim panen raya dengan hasil yang cukup besar. Hingga saat ini, target 12.000 Ha untuk tanam padi diperkirakan terealisasi sebesar 16.391 Ha, yang berarti mencapai 127% dari target.
Dengan asumsi rata-rata hasil panen 5–6 ton per hektare, perkiraan akan memperoleh sebanyak 98.000 ton GKP di Kabupaten Lampung Utara.
“Memang masa tanam berakhir pada Maret 2025, tetapi memasuki musim tanam berikutnya, masih ada petani yang melakukan panen. Oleh karena itu, target luas tanam kita sebesar 4.745 Ha untuk bulan April dapat tercapai,” kata Tomy di ruangannya, Rabu, 23 April 2025.
Tomy menambahkan, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan realisasi luas tanam. Salah satunya dengan mengatasi kendala di lapangan, seperti masalah air. Menurutnya, saat ini, dengan kondisi yang ada, hanya memungkinkan 1 hingga 2 kali panen per tahun.
Oleh karena itu, DTPH Lampung Utara terus melakukan terobosan dan upaya nyata untuk memaksimalkan periode masa tanam padi. Mulai dari pompanisasi hingga pengoptimalan jaringan irigasi Way Rarem.
“Kemarin, kami juga turun bersama tim dari tenaga ahli kementerian, Balai Besar Way Mesuji Sekampung (BBWS), BKSDA Provinsi Lampung, dan Dinas Perikanan untuk meninjau kendala di lapangan. Ternyata, ada sedimentasi di daerah aliran irigasi Way Rarem. Akibat endapan dari industri pembesaran ikan dan aktivitas lainnya, yang menjadi kendala pemenuhan kebutuhan air irigasi untuk ketahanan pangan,” ungkapnya.
Gagal Panen
Selain itu, Tomy juga menyampaikan adanya masalah gagal panen di daerah Wonogiri, Kotabumi. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ternyata penyebabnya adalah anomali cuaca.
Ketika padi memasuki masa bunting, cuaca panas yang cukup lama dan minim hujan berdampak pada pertumbuhan padi. Meskipun demikian, hal ini tidak terjadi di semua wilayah.
Di Kecamatan Abung Timur dan Abung Surakarta, juga ada gejala serupa, namun dapat teratasi dengan penggunaan pupuk organik. “Secara umum, tidak ada pengurangan signifikan.Bahkan hingga gagal panen, karena penanganan secara intensif,” ujar Tomy.
DTPH Lampung Utara berharap petani dapat bergabung dengan kelompok tani untuk meminimalkan kejadian buruk, termasuk gagal panen. Petani juga diharapkan mengikuti petunjuk dari penyuluh dan POPT dalam melaksanakan tata cara budidaya tanaman padi.