Bandar Lampung (Lampost.co) — Kebebasan masyarakat dalam mengakses dan menyebarkan informasi melalui media digital merupakan bagian demokrasi. Namun hal tersebut mesti terbarengi dengan kemampuan literasi digital yang baik.
Pengamat Politik, Candrawansah mengungkapkan, masa depan demokrasi Indonesia sangat bergantung pada kemampuan literasi digital masyarakat. Sebab platform digital saat ini telah menjadi ruang baru bagi publik dalam berdiskusi dan berbagi informasi.
Kemudian masyarakat harus bisa membedakan informasi yang benar dan tidak. Dengan begitu platform digital akan menjadi ruang dialog yang sehat bagi masyarakat dan menghidupkan demokrasi.
“Ini tidak bisa terlepas dari negara kita yang menganut sistem demokrasi sehingga informasi bisa terakses oleh siapapun. Maka penting masyarakat memiliki kemampuan literasi digital,” katanya saat menjadi pembicara pada acara Kita Indonesia di Cafe Djawara, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Selain itu, pemerintah juga mesti bisa merespon dengan bijak isu atau kritik yang tersampaikan masyarakat melalui platform digital. Jangan sampai kritik yang tersampaikan justru terespon secara serampangan sehingga berdampak negatif juga kepada pemerintah.
“Pemerintah harus bisa merespon dengan cepat jika ada kritik atau isu terkait kebijakan. Sehingga isu yang ada tidak menjadi liar,” katanya.
Kemudian ia juga menambahkan, pemerintah juga mesti memberikan sanksi tegas kepada setiap orang yang membuat atau menyebarkan berita bohong. Menurutnya hal itu penting untuk memberikan efek jera dan tidak menimbulkan kegaduhan pada masyarakat.
“Selain harus memberikan edukasi, penting juga menurut saya para pelaku penyebar berita hoaks itu tertindak tegas,” tambahnya.