Bandar Lampung (Lampost.co) — Puluhan
mahasiswa asal
Papua di Lampung menggelar aksi demontrasi di Bundaran Tugu Adipura, Kamis, 4 April 2024. Dalam aksinya sebagian mahasiswa tersebut menggunakan koteka yang merupakan pakaian adat Papua.
Aksi tersebut merespon tindakan penganiayaan terhadap salah seorang warga Papua oleh sejumlah oknum TNI beberapa waktu lalu. Mereka meminta penindakan terhadap para pelaku dan menghentikan militerisme di wilayah Papua.
Ketua Ikatan Mahasiswa Papua Lampung (Ikmapal), Dominggus Kosamah mengungkapkan, peristiwa tersebut bukan peristiwa pertama yang terjadi di Papua. Tentu hal itu menambah traumatis warga Papua terhadap TNI.
Baca Juga:
Menurutnya, trauma rakyat Papua terhadap TNI sudah banyak. Sehingga negara harus menghentikan operasi militer di wilayah Papua.
“TNI boleh dikirim karena sesuai juga dengan peraturan yang ada, tapi kami minta jangan berlebihan,” ungkapnya.
Menurutnya, proyek besar negara adalah mempertahankan Papua. Ia mengatakan, rakyat Papua ingin merdeka tapi bukan untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Rakyat Papua mengharapkan kemerdekaan berupa kebebasan dalam kesejahteraan, pendidikan, hidup yang layak, dan saling menghargai sebagai manusia dan warga negara.
“Kemerdekaan yang kami inginkan adalah akses pendidikan, hidup, dihargai sebagai warga negara, itu yang rakyat Papua inginkan,” kata dia.
Ia menambahkan penganiayaan terhadap salah satu warga Papua yang terjadi beberapa waktu lalu tidak berprikemanusiaan. Terlebih warga tersebut adalah korban salah tangkap oleh aparat.