Krui (Lampost.co): Sambut-menyambut, diiringi dengan tarikan yang seirama. Tangan-tangan dengan urat-urat yang timbul di permukaan kulit itu, begitu kompak menarik tali jaring pukat. Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Stabas, Kelurahan Pasar Krui, itu begitu guyup dan rukun, bergotong royong menarik jala ikan yang di tebar ke lautan.
Di tengah kondisi harga beras dan berbagai kebutuhan pokok yang mahal, sejumlah nelayan di TPI Kuala Stabas, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, terus berjuang menghidupi keluarganya. Nelayan melakukan hal itu untuk mempertahankan dapur tetap ngebul.
Mat Satar (73), seorang nelayan yang ditemui Lampost.co, di lokasi TPI Kuala Stabas, Rabu, 21 Februari 2024, mengatakan saat ini para nelayan sedang menebar jaring pukat di laut setempat. Jala yang ditebar di perairan laut selanjutnya akan ditarik ramai-ramai warga nelayan sekitar ke pinggir pantai.
“Kami tidak bisa memprediksi hasil tangkapan ikan kalau nebar pukat. Seperti kemarin, Selasa (20/2/2024) sore, hasil ikan tangkapan pukat kami lebih dari satu ton. Banyaknya ikan jenis cecemuk,” ujarnya.
“Sekarang harganya sekitar Rp15 ribu per kilo. Sering hasil tangkapan kami banyak seperti itu,” kata Mat Satar, yang juga merupakan seorang pemilik pukat ikan di tempat itu.
Menurutnya, saat ini lagi musim ikan, sehingga banyak ikan yang terjaring jaring. Para nelayan setempat sampai tidak kuat mentarik jaring hingga ke pinggir pantai, sehingga hasil tangkapan ikan yang digunakan untuk membuat sarden tersebut dibongkar atau diambil di permukaan air.
Dia melanjutkan, meski sering menebar jaring pukat, namun belum tentu mendapatkan hasil sesuai perkiraan. “Kadang juga tidak dapat ikan,” katanya.
“Ya ini sekarang masih narik pukat, mudah-mudah mudahan hasilnya banyak,” kata dia.
Setelah nelayan menarik jaring pukat ke pinggiran pantai, mendapatkan hasil tangkapan yaitu 2 ekor ikan simba dengan berat masing-masing 10 kg dan 15 kg, serta ikan lain berbagai ukuran lebih kecil.
Butuh Modal Besar
Di tempat yang sama, Nawardi (67), nelayan lainnya mengatakan, ada sekitar 24 nelayan pemilik jaring pukat kelurahan setempat. Dalam satu jaring pukat rata-rata ada lima orang yang bekerja tim dalam menebar, hingga menarik untuk mendapatkan hasil tangkapan.
Untuk memiliki jaring pukat beserta perlengkapannya, seperti kapal atau perahu mesin untuk membawanya ke tengah laut membutuhkan dana berkisar Rp70 juta.
“Iya kami menebar jaring pukat sekitar 200 meter dari bibir pantai. Selanjutnya menariknya ramai-ramai,” kata dia.
Dia mengatakan sejak kecil telah berprofesi sebagai nelayan. Dengan pekerjaan itu, ia dapat menghidupi keluarganya.
Reporter: Yon Fisoma