Bandar Lampung (Lampost.co) — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengawal arah pembangunan.
Hal itu AHY sampaikan usai memberikan kuliah umum di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila).
Dalam kesempatan itu, AHY memaparkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan arah pembangunan jangka menengah dan panjang untuk menciptakan bangsa yang maju serta sejahtera.
Baca Juga:
40 Paket Jalan Rampung, Pemprov Lampung Fokus Percepat Infrastruktur
“Kami berdiskusi dan berdialog membangun harapan bersama untuk Indonesia yang semakin maju dan sejahtera. Prinsip pembangunan yang mengedepankan keadilan dan kesetaraan menjadi tema besar dari acara hari ini,” kata AHY, Selasa, 14 Oktober 2025.
AHY menjelaskan, kunci utama untuk mencapai Indonesia maju terletak pada sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Menurutnya, Indonesia memiliki bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang tinggi. Namun kualitas SDM harus terus kita tingkatkan melalui pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Indonesia akan menjadi negara maju jika SDM-nya kita persiapkan dengan baik. Pendidikan memegang peran fundamental, mulai dari dasar hingga perguruan tinggi. Termasuk Unila yang menjadi kampus kebanggaan di Lampung, Sumatera, dan nasional,” kata AHY.
Pembangunan Infrastruktur
Selain SDM, AHY juga menyoroti peran pembangunan infrastruktur sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia menilai, peningkatan infrastruktur di Lampung seperti jalan, transportasi, dan fasilitas publik akan mendukung produktivitas petani serta pemerataan ekonomi masyarakat.
“Dalam mendukung swasembada pangan, energi, dan air bersih, infrastruktur harus terus hadir agar petani dapat meningkatkan produktivitas dan masyarakat memperoleh akses pangan yang lebih terjangkau,” jelasnya.
AHY memastikan pemerintah pusat akan terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk Lampung, dalam memperluas konektivitas dan pemerataan pembangunan.
“Kami di tingkat pusat tentu ingin membantu mengkolaborasikan banyak aspek pembangunan infrastruktur. Tata ruang juga harus dipersiapkan dengan baik agar ada keseimbangan antara kawasan industri, pertanian, dan permukiman,” ujarnya.
Berdasarkan data nasional, kondisi jalan nasional saat ini berada pada kisaran 90–95 persen dalam kondisi baik. Namun, kondisi jalan provinsi turun menjadi sekitar 70 persen, dan jalan kabupaten/kota hanya sekitar 50 persen.
“Biaya preservasi jalan memang besar, karena itu kita harus bekerja sama agar masyarakat dapat menikmati infrastruktur jalan dengan baik demi kelancaran ekonomi dan mobilitas,” ujarnya.