Metro (Lampost.co)—Pembudidayaan bawang merah di Kota Metro terbilang sukses. Pasalnya, petani bisa menghasilkan 1:10 dari hasil yang ditanam dan bisa menopang kebutuhan bawang merah di Bumi Sai Wawai.
Salah satu petani bawang merah di Kelompok Tani Sri Rejeki, Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, Purwanto, mengungkapkan selama lima kali program tanam bawang, sudah banyak hasil yang dia peroleh.
“Yang kami tanam ini varietasnya Bima Brebes. Kalau musim hujan begini memang hasilnya kurang maksimal. Akan tetapi, kalau musim kemarau hasil bisa lebih dari target,” kata dia kepada Lampost.co, Selasa (9/7/2024).
Dia menambahkan dengan usia tanam yang hanya 60 hari, dirinya mampu membudidayakan secara maksimal dan mendapatkan hasil 1:10.
“Saya tanam ini sekitar seperempat hektare, dengan bibit 3 kuintal bisa menghasilkan 3 ton bawang merah. Apalagi perputaran bawang ini sangat cepat,” tambahnya.
Dia menjelaskan untuk penjualan juga, pasar di Metro tidak membeda-bedakan hasil bawang merah lokal ataupun kiriman dari Pulau Jawa.
“Untuk harga jual sama, kebetulan juga saya sudah memiliki relasi bisnis yang siap menampung hasil panen bawang merah di pasar. Harga pun mengikuti harga pasaran, tidak ada perbedaan,” ungkapnya.
“Yang penting, hasil berkualitas dan bibit yang jelas pasti distributor mau menerimanya,” imbuhnya.
Antisipasi Kelangkaan
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pertanian DKP3 Kota Metro, Ansorizal, menyebutkan program tanam bawang ini merupakan langkah pemerintah dalam mengantisipasi kelangkaan bawang dan membantu stabilisasi harga bawang di Kota Metro.
“Jadi, dalam penunjukan program ini tidak seluruh daerah pertanian kami minta menanam bawang. Kami pilih juga lokasi dan karakteristik tanah agar bisa menghasilkan panen yang berkualitas,” kata dia mewakili Kepala DKP3, Herry Wiratno.
Dia menyebut dalam penanaman bawang, tentu pihaknya terus memonitor mulai dari pengelolaan lahan hingga panen. Tujuannya agar para petani bisa memahami dan mendapat hasil maksimal.
“Pemeliharaan serta pemupukannya ini cukup intensif dan mereka harus ekstra, beda seperti tanaman lainnya. Maka, setiap proses kami selalu turun dan memastikan proses penanaman bawang sesuai dengan anjuran dan tata kelola,” ujarnya.
“Bahkan, untuk kendala dan penyakit, kami sudah pantau terus dan mereka selalu konfirmasi kepada kami. Jika ada penyakit ataupun kendala, kami langsung turun untuk memantau langsung,” pungkasnya.