Bandar Lampung (Lampost.co) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat pertumbuhan ekonomi Lampung sebesar 5,47 persen pada triwulan I tahun 2025 secara tahunan (year on year). Angka ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Kepala BPS Lampung, Ahmadriswan Nasution, menyampaikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung mencapai Rp121,70 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp69,56 triliun atas dasar harga konstan pada periode tersebut.
“Pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan pertama 2025 secara tahunan mencapai 5,47 persen, tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ujar Ahmadriswan dalam rilis resmi BPS, Senin, 19 Mei 2025.
Tiga sektor utama yang mendominasi perekonomian Lampung adalah pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan. Ketiganya menyumbang 58,83 persen dari total PDRB.
Sektor pertanian memberikan distribusi sebesar 24,37 persen dengan sumber pertumbuhan 1,20 persen dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 21,92 persen. Sedangkan industri pengolahan mencatat distribusi 19,52 persen, sumber pertumbuhan tertinggi 1,61 persen, serta kontribusi 29,36 persen. Sektor perdagangan menyumbang distribusi 14,95 persen dengan sumber pertumbuhan 0,98 persen dan kontribusi sebesar 17,95 persen.
“Kenaikan produksi pangan khususnya padi menjadi faktor utama pendukung pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025,” tambah Ahmadriswan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Lampung memperkirakan pertumbuhan ekonomi Lampung di tahun 2025 berada pada kisaran 4,6 hingga 5,3 persen yoy. Kepala KPw BI Lampung, Junanto Herdiawan, menegaskan pentingnya strategi dan perhatian dari pemerintah serta pemangku kepentingan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Perbaikan
Perbaikan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan krusial. Tahun ini menjadi momentum peningkatan produksi tanaman pangan dan produk perkebunan unggulan di Lampung. Data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS menunjukkan produksi padi Lampung pada Januari–Mei 2025 mencapai 1,63 juta ton, meningkat 13,30 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Selain itu, dampak El-Nino sudah mulai memudar.
“Dukungan pemerintah dalam mendukung swasembada pangan harus optimal agar sektor ini dapat tumbuh sesuai target,” ujarnya.
Junanto juga menekankan perlunya transformasi struktural dari sektor primer ke sektor industri dan jasa agar produktivitas meningkat dan kemiskinan dapat ditekan. Salah satu langkah yang diusulkan adalah pembentukan kawasan industri untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing daerah.
Iklim investasi yang kondusif juga penting, dapat diwujudkan dengan penyederhanaan perizinan dan transparansi pelayanan melalui sistem online single submission (OSS) yang sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat.
Sektor Pariwisata
Selain itu, pengembangan sektor pariwisata Lampung juga perlu mendapat perhatian agar dapat memberikan kontribusi ekonomi yang optimal. Pengembangan kawasan pariwisata menciptakan sumber pertumbuhan baru berupa pendapatan dan lapangan kerja.
Strateginya dengan perluasan akses, peningkatan daya tarik atraksi, fasilitas memadai, promosi, dan peningkatan kapasitas pelaku usaha. Dorongan inovasi insentif fiskal juga dapat menarik investasi dan penyelenggaraan event.
“Pariwisata berhubungan dengan berbagai sektor seperti akomodasi dan kuliner, sehingga pengembangannya berdampak luas,” jelas Junanto.
Peningkatan kelas industri kecil dan menengah juga menjadi fokus utama. Fasilitasi pelatihan, sertifikasi, pemodalan, dan digitalisasi pasar menjadi kunci pengembangan UMKM Lampung.
“Dukung upscaling industri kecil dan menengah agar mereka mampu memperluas pasar dan meningkatkan daya saing,” pungkasnya.