Metro (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) akan melakukan pengawasan terhadap lalu lintas (lalin) ternak. Apalagi yang masuk Bumi Sai Wawai. Hal tersebut untuk mengoptimalkan kinerja dan masuknya hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kabid Peternakan DKP3 Kota Metro, Lina Oktira mengatakan, penyebaran PMK pada Provinsi Lampung masih menjadi penangan serius yang dihadapi bersama. Terutama, pada pengawasan lalin ternak yang keluar masuk dari luar Lampung.
“Lalu lintas ternak masih menjadi PR besar. Rata-rata yang mengirimkan hewan ternak sapi maupun kambing ini kan seperti pengepul atau blantik. Ya mereka juga harus mengikuti aturan untuk menjamin keamanan dan kesehatan hewan,” katanya, Minggu, 16 Februari 2025.
Kemudian ia menjelaskan, untuk pengiriman ternak saat ini perizinan nya sudah mulai terpusat tingkat Provinsi. Hewan ternak yang terkirim harus memiliki sertifikat veteriner (SV).
“Jadi sekarang hewan tidak hanya mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) saja. Melainkan, pengiriman harus memiliki sertifikat veteriner dari Provinsi. Bahkan, untuk memudahkan pengecekan saat ini sudah bisa tercek melalui aplikasi” jelasnya.
“Dalam pelaksanaan nya, kami menerapkan penegakan lalu lintas ternak sesuai dengan aturan lalu lintas ternak. Sesuai Permen Nomor 17 tahun 2023 dan yang terbaru ini ada PP Nomor 34 tahun 2024,” lanjutnya.
Vaksin PMK
Kemudian selain memantau mobilisasi lalu lintas ternak. DKP3 juga telah melakukan berbagai upaya dalam mencegah virus tersebut merebak pada Kota Metro. Yakni dengan melakukan vaksinasi terhadap sapi yang ada pada Bumi Sai Wawai.
Kabid Peternakan menyebut, untuk proses vaksinasi saat ini Metro sudah hampir keseluruhan populasi yang tervaksinasi. “Untuk populasi sapi kita saat ini ada 4.216 ekor sapi. Nah, dari total itu Provinsi menargetkan sebanyak 1.700 dosis vaksin untuk ternak yang ada,” katanya.
Selanjutnya saat ini, untuk proses vaksinasi, sudah sebanyak 475 dosis yang telah berjalan. Sementara, kekurangan nya akan tertambah lagi oleh Provinsi. “Dari Provinsi akan menurunkan lagi sekitar 1.500an dosis vaksin lagi. Karena memang, ini kan target dari pemerintah pusat,” katanya.
Sementara itu, dari seluruh populasi sapi yang ada. Untuk sapi yang mendapatkan vaksinasi PMK ini adalah sapi yang cukup umur, tidak sedang mengandung (bunting) dan sifatnya booster.
“Jadi nanti akan melakukan vaksinasi setiap 6 bulan sekali. Itu untuk menjaga dan memastikan hewan pada etro terbebas dari PMK,” katanya.