Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung terus tingkatkan sinergi lintas sektor dan inovasi desa. Hal tersebut sebagai kunci menuju kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Kadis Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Transmigrasi (PMDT) Provinsi Lampung, Zaidirina mengatakan dalam mencapai arah strategis pembangunan desa mendukung 100 hari kerja Gubernur-Wagub. Pihaknya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dan inovasi desa.
Dinas PMDT Lampung menetapkan sejumlah program prioritas, yang mencakup penguatan kelembagaan desa, optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Serta percepatan digitalisasi layanan publik desa.
Tak hanya itu, peningkatan kapasitas SDM aparatur desa, pendampingan dan pemberdayaan ekonomi lokal, serta pengembangan desa wisata dan tematik. Hal itu menjadi bagian integral dari strategi besar tersebut.
“Tahun 2025 menjadi momen percepatan. Kita ingin melihat hasil nyata di tingkat desa. Bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga penguatan kapasitas dan ekonomi masyarakat,” ujar Zaidirina.
Ia paparkan terdapat 2.446 BUMDesa tersebar di 13 kabupaten se-Provinsi Lampung. Dari jumlah itu, 845 BUMDesa dan BUMDes Bersama telah berstatus berkembang dan maju. Sebanyak 1.027 di antaranya sudah berbadan hukum dan memiliki unit usaha aktif yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Salah satu program unggulan dalam 100 hari kerja Mirza–Jihan adalah Desaku Maju, pihaknya mendorong percepatan transformasi desa dari kategori berkembang menjadi desa maju dan mandiri.
Hingga Mei 2025, program tersebut telah terimplementasikan di 490 desa. Sebanyak 952 desa naik status menjadi desa maju dan 579 desa menjadi desa mandiri.
“Untuk desa mandiri di Provinsi Lampung sebesar 23,51% berada di atas rata-rata nasional yakni sebesar 22,85%. Bahkan, jumlah desa tertinggal berhasil ditekan hingga 60% dibandingkan tahun 2022,” ujarnya.
Ia juga mengatakan program Desaku Maju menyasar aspek strategis desa seperti pelatihan manajemen BUMDesa. Digitalisasi layanan dan pemasaran melalui platform Desamart, serta penguatan program ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
“Padanan data tidak hanya mendukung efektivitas program, tetapi juga menjadi dasar pengembangan inkubasi BUMDesa unggulan. Serta mendukung inisiatif Desa Ekspor di berbagai kabupaten,” katanya.
Produk ekspor unggulan yang tengah dikembangkan antara lain kopi, pisang, porang, gula semut, mocaf, lada, serta hasil olahan dan kriya lokal. Yang memiliki potensi pasar regional dan global.
Inisiatif Desa
Inisiatif desa ekspor oleh kolaborasi dengan LPEI, Kementerian Desa, Bank Indonesia, Bank Lampung, dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Termasuk pelatihan dan fasilitasi akses pasar, sertifikasi produk, serta pembiayaan syariah yang berpihak pada pelaku usaha desa.
Dinas PMDT juga tengah mempersiapkan peluncuran Program Desa Digital Terpadu dan Aplikasi Layanan Desa Online (LADO) untuk mendukung pelayanan publik desa secara digital, transparan, dan akuntabel.
“Kita ingin desa tidak hanya menjadi obyek pembangunan, tetap…Baca selengkapnya