Bandar Lampung (Lampost.co) — Wakil Gubernur Provinsi Lampung, Jihan Nurlela menyampaikan tiga pendekatan paling optimal. Terlebih dalam mendorong penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung.
Adapun total keseluruhan masyarakat miskin Provinsi Lampung sebanyak 941,23 ribu jiwa. “Seluruh pihak harus bisa mengoptimalkan pelaksanaan program secara tepat sasaran. Melalui strategi kebijakan yang mencakup sejumlah aspek,” katanya, Kamis, 19 Juni 2025.
Kemudian ia menjelaskan, salah satunya adalah pengurangan beban pengeluaran masyarakat. Ini yang mendorong penurunan angka kemiskinan yang bisa berlanjut dalam keluarga maupun wilayah. Lalu peningkatan pendapatan, serta penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan
“Tiga pendekatan dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut penting kita lakukan. Terlebih secara sinergis dan simultan antara pemerintah pusat dan daerah. Kemudian antara provinsi dan kabupaten serta kota. Kita harus menyentuh akar permasalahan dari setiap lokus sasaran program pengentasan kemiskinan,” katanya.
Selanjutnya ia meminta pemerintah kabupaten dan kota memastikan bahwa setiap kebijakan yang ada. Dan setiap program yang terlaksanakan harus menyentuh langsung masyarakat miskin. Serta memberi peluang untuk berkembang.
“Upaya kita terus memperbaiki perencanaan agar semakin matang, strategis, dan berbasis data yang lebih akurat. Sebab dalam penanggulangann butuh kerja sama. Kemudian lintas sektor dan lintas wilayah yang erat serta berkesinambungan,” katanya.
Program Desaku Maju
Kemudian juga meminta kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk segera mengakselerasi Program Desaku Maju. Ini untuk menurunkan angka kemiskinan Provinsi Lampung.
“Pemerintah kabupaten dan kota harus bisa segera mengakselerasi Program Desaku Maju. Dan mengimplementasikan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025. Ini guna menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Lampung,” katanya.
Sementara Desaku Maju menjadi salah satu program unggulan Provinsi Lampung. Dan menjadi payung program pengentasan kemiskinan yang terintegrasi berbasis desa.
Kemudian ia mengatakan, dengan pendekatan terpadu tersebut. Maka dapat membuat program pengentasan kemiskinan semakin efektif berbagai kabupaten dan kota.
“Program Desaku Maju dapat dikembangkan pada seluruh desa. Kemudian kabupaten dan kota bisa menyesuaikan dengan potensi atau keunggulan masing-masing desa. Apalagi dalam mengembangkan program tersebut,” katanya.
Lalu ia menjelaskan, daerah dapat mengadopsi, mengembangkan, serta memodifikasi Desaku Maju sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Sehingga potensi lokal dapat termaksimalkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain penerapan Program Desaku Maju. Kabupaten dan kota juga penting untuk mengimplementasikan Instruksi Presiden Nomor. 8 Tahun 2025 tentang optimalisasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Kemiskinan tidak bisa terselesaikan hanya dengan satu pendekatan. Karena perlu kebijakan yang inklusif dan intervensi tepat sasaran. Sehingga bisa semakin efektif penanganannya,” katanya.
Berikut rincian angka kemiskinan Provinsi Lampung 2024:
Lampung Barat: 33.43 ribu jiwa
Tanggamus: 64.22 ribu jiwa
Lampung Selatan: 132.38 ribu jiwa
Lampung Timur: 142.70 ribu jiwa
Lampung Tengah: 137.41 ribu jiwa
Lampung Utara: 105.91 ribu jiwa
Waykanan; 48.88 ribu jiwa
Tulang Bawang: 37.46 ribu jiwa
Pesawaran: 55.01 ribu jiwa
Pringsewu: 34.42 ribu jiwa
Mesuji: 12.91 ribu jiwa
Tulang Bawang Barat: 20.35 ribu jiwa
Pesisir Barat: 20.22 ribu jiwa
Bandar Lampung: 83.88 ribu jiwa
Metro: 12.07 ribu jiwa