Bandar Lampung (Lampost.co) – Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengubah pendekatan dalam pengelolaan wisata Krakatau. Tidak lagi bergantung pada subsidi dan penyelenggaraan saat festival. Perjalanan wisata ke kawasan Gunung Anak Krakatau mulai tahun ini secara mandiri oleh agen perjalanan sepanjang tahun.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, mengatakan transformasi ini bertujuan menciptakan pariwisata yang profesional, berkelanjutan, dan berdampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Pemerintah daerah, katanya, tidak lagi menjadi penyelenggara utama, melainkan berperan sebagai regulator, promotor, dan fasilitator.
“Ke depan, perjalanan ke Krakatau bukan hanya pada saat festival, tapi bisa dilakukan kapan saja melalui agen wisata. Pemerintah cukup memfasilitasi pihak-pihak seperti media, influencer, dan komunitas, sementara masyarakat umum dapat mengakses paket perjalanan langsung dari agen,” ujar Bobby dalam konferensi pers di Bandar Lampung, Minggu, 29 Juni 2025.
Ia menegaskan, pendekatan baru ini juga memberi peluang besar kepada pelaku usaha wisata untuk mengembangkan layanan yang inovatif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pemerintah juga akan memberikan potongan harga khusus bagi kelompok mahasiswa dan pelajar melalui kerja sama dengan operator resmi yang berasal dari masyarakat lokal.
Paket wisata Krakatau tetap akan mengedepankan keselamatan, keamanan, dan prinsip konservasi lingkungan. Oleh sebab itu, jumlah peserta akan dibatasi dan hanya diizinkan melalui agen yang telah terverifikasi.
Bobby menyebut, strategi ini tidak hanya akan meningkatkan profesionalisme industri wisata, tetapi juga mendorong efisiensi anggaran pemerintah. Dana yang sebelumnya untuk membiayai fasilitas gratis kini dapat dialihkan untuk promosi wisata Lampung di tingkat global serta pembangunan infrastruktur penunjang.
Ia menambahkan, pemerintah akan menetapkan regulasi yang mengatur kuota wisatawan, tarif layanan, serta standar operasional agen perjalanan yang terlibat. Selain itu, akan mengembangkan paket wisata edukatif, termasuk tur vulkanologi dan program konservasi, guna memperluas segmen pasar dan meningkatkan nilai tambah.
Dinamika Industri Pariwisata
Transformasi ini, lanjutnya, merupakan respons terhadap dinamika industri pariwisata yang semakin kompetitif. Dengan melibatkan agen perjalanan secara aktif, wisata ke Krakatau tidak hanya menjadi lebih fleksibel, tetapi juga menciptakan pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat lokal, mulai dari homestay, transportasi, hingga jasa katering.
Bobby juga menilai bahwa pendekatan sebelumnya, yang berbasis subsidi dan event tahunan, tidak lagi relevan dengan kebutuhan saat ini. Meski mampu menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar, pola tersebut kurang memberikan dampak ekonomi yang merata dan berkelanjutan.
Menurutnya, paradigma pariwisata harus berubah. Fasilitas gratis pemerintah selama ini memang menarik, tetapi tidak menciptakan nilai jangka panjang. Sebaliknya, dengan membangun ekosistem oleh pelaku usaha, sektor pariwisata akan tumbuh lebih sehat dan mandiri.
“Ini adalah langkah rasional untuk meningkatkan kualitas pariwisata Lampung. Dengan kolaborasi antara pemerintah, agen perjalanan, dan masyarakat lokal, kami ingin menjadikan Krakatau sebagai destinasi global. Akses sepanjang tahun, tanpa melupakan tanggung jawab menjaga lingkungan,” kata Bobby.
Ia juga memastikan pemerintah akan melakukan pengawasan ketat terhadap agen yang terlibat, terutama dalam hal keamanan, kelestarian alam, dan kepatuhan terhadap regulasi. Platform digital akan mempermudah reservasi, memberikan transparansi harga, dan meningkatkan kepercayaan wisatawan.
Transformasi ini merupakan bagian dari rangkaian Krakatau Festival 2025 pada 1–6 Juli, sementara kegiatan Trip Area Krakatau berlangsung pada minggu keempat Agustus. Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini tidak lagi menjadi satu-satunya kesempatan bagi wisatawan mengunjungi Krakatau.
Dengan pendekatan baru ini, Pemprov Lampung berharap sektor pariwisata tidak hanya menjadi alat promosi, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi daerah yang konsisten, profesional, dan berdaya saing internasional.