Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung memproyeksikan ketersediaan bahan pokok di Lampung mengalami surplus hingga April 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto.
Ia menyebut hasil pemetaan pasokan menunjukkan pasokan bahan pokok di Lampung masuk kategori aman menjelang perayaan hari besar keagamaan nasional.
“Pemerintah memastikan ketersediaan pangan pokok terpenuhi di periode Januari–April 2024 menjelang HBKN bulan Ramadan dan Idulfitri,” ujarnya, Minggu, 3 Maret 2024.
Pihaknya memproyeksikan pasokan komoditas beras surplus 414.758,9 ton dari total ketersediaan sebanyak 631.076 ton pada periode tersebut. Ia menilai jumlah ketersediaan pasokan ini mampu mencukupi kebutuhan beras masyarakat Lampung yang berjumlah 216.317,1 ton.
Menurutnya, ketersediaan bawang merah sampai dengan April 2024 sebanyak 18.628,0 ton. Adapun kebutuhan atau konsumsi sebanyak 18.483,7 ton sehingga surplus sebanyak 144,29 ton. “Sementara untuk bawang putih ada 7.445 ton di periode itu dengan kebutuhan 7.170 ton. Jadi masih surplus sebanyak 275 ton,” kata dia.
Dia juga mengeklaim bahan pokok lainnya juga surplus, seperti cabai besar dan cabai rawit. Namun saat ini harganya memang masih meroket. “Cabai besar surplus 159 ton dan cabai rawit juga surplus 97 ton proyeksinya,” kata dia.
Lalu pasokan komoditas gula pasir pada Januari–April 2024 sebanyak 41.049,0 ton dengan kebutuhan konsumsi sebanyak 25.363 ton. Sehingga kondisinya surplus sebanyak 15.686 ton.
Lebih lanjut, Bani menjelaskan pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menekan lonjakan harga pangan. Salah satunya memastikan kecukupan pasokan komoditas pokok dan menggelar operasi pasar.
“Kami berupaya menjamin harga relatif stabil dengan melakukan berbagai upaya. Seperti mendatangkan komoditas dari daerah lain. Lalu melakukan operasi pasar untuk menekan harga pangan pokok,” kata dia.