Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyebut penyebab antrean kendaraan yang ingin melakukan pengisian bahan bakar jenis solar di SPBU karena peningkatan permintaan menjelang Natal dan tahun baru (Nataru).
Kepala Bidang (Kabid) Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung, Sopian Atiek mengatakan terjadi tren peningkatan permintaan solar sejak memasuki bulan November 2023.
“Kita sudah koordinasi dengan Pertamina, memang di November ini terjadi antrean panjang. Kemungkinan ada peningkatan permintaan di akhir tahun,” ujarnya, Selasa, 21 November 2023.
Dia menjelaskan tidak terdapat pengurangan jumlah ataupun masalah dalam proses penyaluran. Sehingga antrean panjang tersebut murni akibat lonjakan permintaan.
“Rata-rata harian yang disalurkan oleh Pertamina masih normal, tidak dikurangi. Jadi ini memang karena permintaan,” kata dia.
Letak Provinsi Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatra sangat strategis, sehingga volume jumlah kendaraan yang melakukan pengisian bahan bakar di SPBU yang ada di Lampung juga lebih tinggi.
Dinas ESDM Provinsi Lampung telah melakukan pengecekan di beberapa kabupaten/kota dan mendapati antrean di beberapa wilayah walau tidak merata.
“Yang agak antre itu di Bandar Lampung dan Lampung Utara. Kalau Pringsewu dan arah Lampung Tengah masih normal. Lalu di Tulang Bawang sebagian normal, sebagian juga kendaraan harus sedikit menunggu,” ungkapnya.
Meskipun begitu, Sopian memastikan kondisi stok bahan bakar solar saat ini masih dalam kondisi aman dan penyaluran normal. Adapun jumlah solar yang telah tersalurkan hingga Oktober 2023 yaitu sebanyak 667.111 KL atau 83,6 persen dari total kuota tahunan sejumlah 800.534 KL.
Guna mengantisipasi kelangkaan saat Nataru, Pemprov Lampung mengajukan penambahan kuota solar kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebanyak 31.854 KL atau sebanyak 4 persen dari kuota tahunan.
“Pada 9 November kemarin sudah kita ajukan, ini sedang koordinasi terkait permintaan itu agar stok tetap aman sampai Nataru,” pungkasnya.
Atika Oktaria