Bandar Lampung (Lampost.co) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Lampung menegaskan bahwa penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri hanya boleh dilakukan melalui lima jalur resmi.
Kepala BP3MI Lampung, Ahmad Fauzi, mengatakan penegasan ini penting mengingat masih banyak warga yang tergiur iming-iming bekerja di luar negeri melalui jalur ilegal.
“Masih banyak PMI nonprosedural di Lampung. Biasanya mereka pernah bekerja di luar negeri, lalu mengajak keluarganya berangkat secara mandiri. Padahal jika terjadi masalah, hak-hak mereka tidak bisa dilindungi,” ujar Fauzi, Senin, 13 Mei 2025.
Lima pola penempatan resmi yang diakui pemerintah antara lain:
-
Private to Private (P to P)
-
Government to Government (G to G)
-
Government to Private (G to P)
-
Internal Corporate Transfer (ICT)
-
Mandiri atau perseorangan sesuai prosedur
BP3MI Lampung, kata Fauzi, telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mencegah dan menindak pengiriman PMI ilegal. Satgas ini melibatkan Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
“Presiden juga telah menyetujui alokasi anggaran sebesar Rp45 triliun untuk mendukung program penempatan dan pelatihan PMI,” lanjutnya.
Dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan penempatan agar calon PMI tidak perlu menggadaikan aset keluarga, serta pengembangan balai pelatihan vokasi.
“Ke depan juga akan dibentuk Badan Layanan Umum (BLU) agar dana dikelola profesional dan tepat sasaran,” jelasnya.
Sektor Formal-Profesional
Fauzi berharap PMI asal Lampung bisa ditempatkan di sektor formal dan profesional, bukan hanya sebagai asisten rumah tangga.
“Dengan anggaran ini, target nasional penempatan PMI sekitar 425 ribu orang. Harapannya, PMI asal Lampung bisa bersaing di luar negeri karena memiliki keterampilan,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun Lampung belum mendapat target resmi, pihaknya tetap aktif berkoordinasi dengan lembaga pelatihan dan pendidikan.
“Lampung punya banyak kantong PMI. Maka kami ingin menciptakan pekerja yang bukan hanya siap kerja, tapi benar-benar siap pakai,” tegasnya.