Bandar Lampung (Lampost.co)— Percepatan pembangunan bumi Ruwa Jurai bergerak bersama tanpa memandang kelompok, agama, apalagi gender. Semua dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan, termasuk para perempuan tangguh agar Lampung makin hebat.
Keberadaan perempuan di bergai sektor pembangunanan pasti memberi warna tersendiri atas hasil perjuangan RA Kartini sebagai ikon perempuan hebat Indonesia.
Politikus PDI Perjuangan yang juga anggota DPRD Lampung Apriliati mengajak kaum perempuan untuk aktif berperan dalam pembangunan sang bumi ruwa jurai.
“Pesan kepada para milenial muda perempuan muda, aktifis dan para perempuan kartini Indonesia. Bahwa kita memaknai hari kartini menjadi sang inspirator dan sang motivator,” katanya.
Menurutnya, cita-cita RA Kartini yang tertuang dalam ungkapan ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ bisa buktikan para kartini dengan mampu bersaing.
Makna ungkapan itu itu adalah dari keterbelakangan menuju kemajuan dan dari keterpurukan menjadi kesuksesan.
“Harapan kita bahwa perempuan di era kekinian benar-benar menjadi perempuan tangguh. Perempuan yang menjadi subjek bukan menjadi objek pelaku pembangunan di segala bidang sesuai dengan keahliannya. Tentu saja dengan tidak melupakan eksepsi bahwa perempuan juga merupakanibu dari anak da istri dari suami,” katanya.
Posisi Strategis
Dalam halml politik Guru Besar Ilmu Politik Universitas Lampung, Prof Ari Darmastuti, menyebut sejak masa sebelum kemerdekaan. Peran perempuan dalam menduduki posisi strategis pemerintahan sudah mulai diperhitungkan.
Nama-nama seperti Laksamana Malahayati dan RA Kartini merupakan tokoh yang menjadi cerminan bagaimana kuatnya pengaruh perempuan pada masa itu.
Menurut akademisi Unila itu, saat ini keterwakilan perempuan dalam politik Indonesia hanya sekitar 30 persen di tingkat nasional.
Sementara di tingkat provinsi dan kabupaten rata-rata masih rendah dan kerap tidak terpenuhi.
“Ini jauh dari negara-negara Eropa yang bisa keterwakilan perempuannya itu bisa mencapai 40 persen,” ujar Prof Ari dalam sebuah acara dialog spesial Lampung Post beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat ini masih banyak hal yang menjadi penghambat keterlibatan perempuan dalam politik.
Meskipun secara hukum tidak ada aturan yang diskriminasi perempuan dalam kontestasi. Namun secara kultur politik hambatan-hambatan itu menurutnya masih nyata terasa.
“Langkah perempuan dalam berkontestasi dalam politik itu tidak sama dengan laki-laki. Kebanyakan mereka baru berani maju itu setelah anak-anak mereka besar,” ujarnya.
Kemudian katanya, masih banyak permasalahan-permasalahan yang perempuan hadapi dan itu tidak menjadi perhatian besar dari para pemangku kekuasaan.
Beberapa permasalahan tersebut menurutnya terdiri dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
Di mana perempuan masih menjadi objek dagang dan terpinggirkan dalam sektor informal, tanpa perlindungan hukum yang memadai.
“Perempuan bukan hanya pelaku, tetapi juga harus menikmati hasil pembangunan. Politik bukan hanya tanggung jawab laki-laki, tetapi juga kewajiban perempuan untuk turut serta,” tegasnya.
Pemenuhan Hak-Hak Perempuan
Lebih jauh, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan peringatan Hari Kartini harus menjadi momentum para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk menuntaskan pekerjaan rumah dalam pemenuhan hak-hak perempuan yang diperjuangkan selama ini.
“Di era saat ini semangat perjuangan RA Kartini harus terus berkobar dalam berbagai upaya pemenuhan hak-hak perempuan di sejumlah bidang kehidupan,” kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/4).
Menurut Lestari, sejumlah upaya terkait pemenuhan hak-hak perempuan yang hingga kini masih terus kita perjuangkan antara lain afirmasi keanggotaan 30% perempuan di parlemen.
Kepastian perlindungan pekerja rumah tangga, yang mayoritas perempuan, melalui penuntasan pembahasan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), dan penuntasan RUU Masyarakat Hukum Adat yang diharapkan melindungi hak-hak perempuan adat.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat peran aktif para perempuan dan segenap lapisan masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka dalam kehidupan berbangsa, sangat dibutuhkan.
“Semangat perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan di masa lalu,” tegas Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu.
Kartini dan Muda
Pada bagian lain, Owner Rias_ID, Susi Nuryanti mengatakan RA Kartini merupakan pahlawan yang menginspirasi kaum perempuan.
Ia menjadi sosok yang menginspirasi yang membuat kaum perempuan terus berkembang dan maju. “RA Kartini sukses membuat semua orang membuka mata terhadap sosok perempuan,” katanya.
Sementara itu, Miss Grand Tourism Indonesia 2022, Dita Zahra, mengungkapkan, tantangan anak muda saat ini adalah rasa tidak percaya diri. Menurutnya, setiap orang memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda.
Maka tidak perlu membandingkan diri dengan kemampuan orang dan cukup fokus mengembangkan potensi yang dimiliki.
“Banyak yang belum tahu siapa jati dirinya, apa passion-nya, ini yang membuat kebanyakan orang itu minder,” kata dia.