Bandar Lampung (Lampost.co) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem terhadap prakiraan pada seluruh provinsi di Indonesia.
Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut bisa menimbulkan potensi cuaca signifikan untuk periode hingga 5 September 2024. Prakiraan cuaca yang dapat bersifat ekstrem itu bersifat secara umum pada skala provinsi.
Perkiraan cuaca selama empat hari ke depan itu dengan adanya potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Prediksi cuaca itu dapat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Lalu Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Kemudian Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Selanjutnya Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Bahkan, sejumlah provinsi harus mewaspadai adanya potensi angin kencang, yaitu di wilayah Lampung, Banten, NTT, Maluku, dan Papua Selatan.
Analisis Pembentukan Awan Hujan
Berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan itu atas pengaruh fenomena cuaca global dengan aktifnya Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO. Selain itu, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, kelembapan udara yang tinggi, serta labilitas atmosfer.
“Aktivitas cuaca itu menciptakan kondisi udara labil dan bisa meningkatkan pembentukan awan hujan,” tulis BMKG dalam laman resminya.
Sementara dari segi OLR dan aktivitas gelombang ekuator kelvin terprediksi aktif di wilayah laut Natuna, Selat Karimata, Kalimantan Barat.
Lalu Lampung bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, laut Jawa, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
Sementara gelombang atmosfer Rossby bisa aktif di sejumlah wilayah. Mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumsel, Bangka Belitung, Selat Karimata, laut Jawa, dan Samudra Pasifik timur laut Papua.
Kondisi itu dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut. Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di perairan utara Papua Barat yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
Fenomena konvergensi lainnya memanjang di Sumatra Barat, Lampung, perairan barat Bengkulu, selatan Jawa Timur, Laut Flores, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Laut Maluku hingga Sulawesi Utara, Laut Seram, dan Papua Selatan.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan sepanjang konvergensi atau konfluensi tersebut.
Sedangkan, peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knots. Kondisi itu terpantau di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat Sumatra hingga selatan Banten.
“Kemudian Laut Cina Selatan yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitar perairan tersebut,” kata BMKG.