Krui (Lampost.co) – Harga kopi bubuk di Kabupaten Pesisir Barat mencapai Rp90 ribu per kilogram. Penyebab kenaikan harga itu karena harga buah kopi terus melambung.
Masnun (65) warga Pekon Waysindi, Kecamatan Karya Penggawa, mengatakan ia terpaksa menaikkan harga kopi bubuk. Sebab harga bahan bakunya juga terus naik. Ia saat ini menjual dengan harga Rp90 ribu per kg.
“Bagaimana gak naik, sekarang saya beli kopi dalam bentuk biji Rp50ribu per kg. Beli dari orang yang memang selama ini menjadi langganan saya. Dari para petani kopi di Pugung Pesisir Utara dan Kecamatan Lemong,” kata penjual kopi ini kepada Lampost.co, Minggu, 3 Maret 2024,.
Ia menilai, harga kopi akan terus naik. Sebab masih mahalnya berbagai kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya. Namun meski harga tinggi, tetap ada pembeli tetapi mengurangi jumlah pembelian. “Iya biasanya beli satu kg. Karena harganya naik mereka beli setengah kg saja, seperti itu,” kata dia.
,Sebelumnya, kata dia, harga biji kopi Rp20ribu per kg. Setelah menjadi bubuk dijual Rp40 ribu per kg. Harga biji kopi terus merangkak naik hingga saat ini mencapai Rp50ribu per. “Untuk membuat satu kg kopi bubuk butuh bahan baku Rp1,5 kg biji kopi,” kata dia.
50 Kg
Dalam satu bulan, ia bisa menjual sebanyak 50 kg kopi bubuk. “Kalau dulu dalam satu bulan saya bisa menjual lebih banyak. Bahan bakunya bisa menghabiskan sampai 250 kg biji kopi. Tetapi sekarang kan sudah capek, karena untuk mengolah biji kopi menjadi bubuk saya lakukan sendiri. Dari menggoreng sampai menumbuknya hingga halus,” kata dia.
Masnun sudah enam tahun menjadi penjual kopi bubuk. Selain di rumah, ia menjual kopi bubuk di Pasar Krui.
Menurut Rozali (45) seorang warga Kecamatan Karya Penggawa, untuk sebagian warga Krui, kopi Lampung atau kopi hitam dari proses yang alami lebih nikmat ketimbang buatan pabrik. “Memang lebih nikmat di banding dengan kopi sachet yang banyak di jual. Apalagi kalau diminumnya campur dengan gula merah atau gula aren, terasa lebih nikmat dan sehat,” kata dia.