Krui (Lampost.co)—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat mencatat telah menangani 246 kasus diare sejak Januari-September 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas kesehatan Pesisir Barat, Suryadi, Sabtu (5/10/2024), mengatakan meski jumlah kasus diare pada balita dan anak di wilayah itu masih relatif tinggi, pihaknya memastikan tidak ada kasus kematian akibat diare.
“Jumlah kasus diare yang terlaporkan sampai dengan September 2024 ini ada 246 kasus yang berhasil tangani Dinas Kesehatan Pesisir Barat tangani dan tidak ada kasus kematian,” kata dia.
Ia mengatakan kasus diare pada balita dan anak di wilayah itu relatif tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya menyediakan vaksin rotavirus (RV) sebagai pencegahan diare pada anak bayi. Sebab, penyakit ini juga salah satu yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak alias kekerdilan atau stunting.
Tidak hanya itu, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terhadap warga untuk selalu waspada terhadap peningkatan kasus diare pada balita di wilayah tersebut.
“Dinas Kesehatan Pesisir Barat serta jajaran puskesmas yang ada di wilayah Pesisir Barat juga sudah menyediakan vaksin rotavirus untuk pencegahan diare kepada anak bayi,” kata dia.
Vaksin Rotavirus
Pemberian vaksin rotavirus sebanyak tiga dosis. Dosis pertama untuk bayi usia dua bulan, dosis kedua usia tiga bulan, dan dosis ketiga usia empat bulan.
Ia memastikan rotavirus merupakan penyebab utama diare cair akut pada balita. Oleh sebab itu, sangat penting bagi bayi mendapat imunisasi guna menjegal penyakit itu.
Imunisasi rotavirus penting untuk mencegah stunting dan kematian pada bayi akibat diare berat. Keamanan vaksin rotavirus secara rutin mendapat telaah dari Global Advisory Committee for Vaccine Safety (GACVS). Dan vaksin ini menunjukkan tidak terdapat masalah keamanan yang serius.
Imunisasi/suntikan ganda juga aman untuk anak, karena melindungi anak, meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan vaksinasi lebih sedikit, ujarnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat mencatat penurunan jumlah kasus diare dari tahun 2022 sampai dengan 2024.
“Kasus penyakit diare pada balita dan anak untuk tahun 2023 ada 382 kasus. Jumlah itu turun daripada tahun 2022 yang mencapai 572 kasus. Sedangkan tahun 2024 baru ada 246 kasus,” ujarnya.