Bandar Lampung (Lampost.co) — Pasca penetapan harga singkong Rp.1.400,- dari Pejabat Gubernur Lampung, Samsudin. Banyak petani mengaku belum memberikan dampak yang signifikan khususnya langsung di lapangan.
Salah seorang petani singkong Kotabaru, Lampung Selatan mengeluhkan banyaknya pabrik pengolahan tapioka yang tutup. Namun ia tidak mengetahui penyebab banyak pabrik yang tutup tersebut.
“Tapi kalau kalangan kami petani bilang karena ini ada dampak dari penetapan harga singkong Rp1.400 dengan potongan 15 persen,” kata Petani Singkong, Darmadi, Kamis, 30 Desember 2025.
Baca Juga :
https://lampost.co/ekonomi-dan-bisnis/mentan-atensi-importir-singkong-di-lampung/
Kemudian dengan banyaknya pabrik yang tutup tersebut, menjadikan petani bingung untuk menjual singkong kemana. “Biasanya kita jual kepada pabrik Lampung Selatan. Tapi banyak yang tutup, jadi harus kita bawa ke Lampung Timur,” jelasnya.
Lalu dengan jauhnya jarak tempuh untuk mengantar hasil panenan singkongnya. Mengharuskan ia dan patani lain menambah biaya angkut. Sehingga ia mengharapkan adanya himbauan pemerintah untuk pengusaha bisa saling bekerjasama dengan petani.
“Tolonglah, usahakan pabrik segera buka biar bisa lanjut. Jangan sampai ada yang tutup, kita petani yang susah,” jelasnya.
Kemudian hingga saat ini ia menuturkan. Untuk menjual singkong para petani pada lingkungannya masih menjual dengan harga Rp1.100 dan mendapat potongan 35 sampai 40 persen.
“Harga tersebut belum mampu menutupi biaya produksi kami. Seperti biaya cabut Rp.100/kilogram dan ongkos angkut Rp.100/kilogram. Yang harusnya potongan 15 persen kalau bisa jangan ada tambah-tambah lagi,” Katanya.
Surat Edaran
Menanggapi itu, Pj. Gubernur Lampung, Samsudin meminta bupati/walikota mengawal pabrik-pabrik agar mengikuti kesepakatan yang telah tertetapkan. “Saya sudah bikin surat edaran kepada bupati/walikota. Agar mengawal kesepakatan antara petani dan perusahaan,” kata Samsudin.
Kemudian ia juga mengaku sudah bersurat dengan Menko Pangan, Zulkifli Hasan untuk menutup impor tapioka ke Provinsi Lampung. “Alhamdulillah Menko Pangan merespon dengan baik. Dan akan berhenti impor tapioka khusus ke Lampung,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut semata-mata untuk petani singkong di Lampung. Sehingga bisa menjual singkong ke pabrikan. “Dan pabrikan juga bisa membeli singkong ke petani saja tidak impor,” katanya.