Bandar Lampung (Lampost.co) — Puluhan rumah wilayah Jalan Keramat, Labuhan Ratu, Bandar Lampung terendam
banjir akibat hujan deras yang mengguyur
Kota Tapis Berseri, Kamis sore, 4 April 2024. Banjir tersebut dengan ketinggian sekitar satu meter lebih.
.
Berdasarkan pantauan Lampost.co, warga nampak pasrah mendapatkan musibah ini. Sembari mengeluarkan isi perabotan rumah mereka karena banjir dengan intensitas yang cukup tinggi.
.
Warga sekitar Merli mengatakan, penyebab banjir tersebut karena Sungai Balau meluap karena intensitas hujan yang turun. Ia mengatakan banjir yang melanda sekitar satu meter. Kemudian ia juga memperkirakan pada beberapa titik Kota Bandar Lampung yang terkena musibah yang sama.
.
“Cepet naiknya karena Sungai Balau ini meluap. Surut nya lambat,” katanya.
.
Ia melanjutkan, kejadian banjir seperti ini sering terjadi ketika intensitas hujan yang cukup tinggi mengguyur Kota Tapis Berseri. Akibatnya puluhan rumah warga yang berada pada pinggiran sungai terendam banjir.
.
“Salah satunya juga karena gorong-gorong yang mampet. Jadi lama surut nya,” katanya.
.
Ia berharap kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung segera memberikan solusi atas banjir yang kerap terjadi ini. Apalagi dampak banjir yang melanda, barang-barang elektronik miliknya rusak akibat terendam air.
.
“Barang-barang elektronik saya rusak pasti, karena terendam banjir,” katanya.
.
BMKG
.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba atau peralihan musim yang prakiraannya berlangsung pada bulan Maret – April 2024. Potensi hujan lebat, kilat/petir, angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es bisa terjadi.
.
Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari. Dengan terlebih dahulu adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. Hal ini terjadi karena radiasi matahari pada pagi hingga siang hari cukup besar. Sehingga memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.
.
Masyarakat harapannya senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba. Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh. Kemudian selalu siap siaga menghadapi bencana yang kapan saja bisa datang.